Thursday, July 23, 2020

MATERI LANJUTAN PRAKARYA KELAS VII


KERAJINAN SERAT

 Serat dari Hewan

Serat yang berasal dari hewan banyak disukai oleh negara-negara Eropa. Serat tersebut memiliki tekstur yang lembut dan halus, Sifat serat hewan menghangatkan sehingga orang-orang yang tinggal di daerah musim dingin sangat memanfaatkan serat ini. Bagian hewan yang dimanfaatkan seratnya adalah bulu. Bulu hewan yang paling banyak diolah sebagai bahan baku serat produk tekstil di antaranya stapel dan  filamen.  Di bawah ini dijelaskan penggolongannya.
a. Serat dari Stapel

Stapel merupakan serat yang berbentuk  rambut  hewan yang disebut  dengan wol.  Contohnya  domba,  alpaca, unta, cashmer, mohair, kelinci, dan vicuna. Rambut hewan yang paling banyak digunakan adalah wol dari bulu domba
b. Serat dari Filamen

Filamen merupakan serat yang berbentuk jaringan. Contohnya adalah serat yang berasal dari larva ulat sutera yang digunakan untuk membentuk kepompong. Kepompong inilah yang merupakan serat lalu dipintal menjadi benang.
Karakteristik  bahan serat  alam yang menjadi  perhatian  adalah pada permukaan seratnya, seperti kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau  elastisitas.  Bahan tekstil  dari  selulosa (kapas) memiliki  beberapa karakteristik seperti, bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur, dan mudah terbakar.
Sementara serat sutra mempunyai ciri-ciri  berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, tahan terhadap sinar matahari, daya serap cukup  tinggi,  tidak  mudah  berjamur, mudah terbakar,  berbau  seperti  rambut  terbakar,  bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, serta mudah dihancurkan. Serat wol mempunyai ciri-ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri.
Berdasarkan karakteristik  tersebut,  kita  dapat  melakukan perawatan pada  bahan serat alam lebih maksimal. Hal ini dilakukan  agar kualitas bahan serat tetap terjaga dan tahan lama.

C. Pengolahan Bahan  Serat

Sebelum membuat produk kerajinan, tentunya pengrajin harus melakukan proses pengolahan terhadap bahan tekstil. Proses pengolahan masing- masing bahan tekstil secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual  maupun menggunakan mesin.  Langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Pemintalan benang
Dari proses pemilihan serat akan dilanjutkan pengolahan kapas menjadi benang yang disebut pemintalan.
2. Penggulungan benang
Benang  yang  sudah  dipintal  akan  digulung  menggunakan  alat penggulung benang.
3. Pencelupan Warna
Benang diproses  dengan pencelupan  untuk memperoleh  warna yang kuat.  Selanjutnya  benang  dikeringkan.
4. Penenunan Benang  Menjadi Kain
Setelah kering, benang dapat ditindaklanjuti dengan proses penenunan menjadi  kain.

Benang yang telah jadi bahan baku dapat digunakan untuk membuat makrame  dan tapestri,  sedangkan  kain dapat  digunakan  untuk  membuat kain ikat celup.

D. Proses Produksi  Kerajinan Bahan Serat
Teknik  dasar  kerajinan  tekstil  adalah  segala  cara  yang  digunakan untuk membentuk atau mengolah bahan tekstil. Adapun teknik yang digunakan sangat beragam. Penggunaan teknik dasar ini disesuaikan dengan  kerajinan  yang  akan  dibuat.   Dengan  demikian,  penggunaan teknik  dasar menjadi  tepat  sasaran.
Adapun teknik-teknik dasar dalam keterampilan kerajinan tekstil yang dapat  digunakan untuk  memproduksi  kerajinan ikat  celup,  makrame, dan tapestri sebagai berikut.
a. Menenun
Teknik menenun dapat digunakan untuk pembuatan produk kerajinan tapestri.  Menenun  menggunakan  alat spanram  atau  bingkai  yang direntangkan  benang-benang  lungsi sebagai jalur jalannya benang tenunan atau pakan.
b. Menjahit
Menjahit adalah pekerjaan menyambung kain dan bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat dilakukan dengan tangan (manual) atau mesin jahit. Dalam pembuatan kain ikat celup diperlukan teknik menjahit untuk merintang warna.
c. Mengikat
Mengikat adalah teknik menyatukan dua benang/lebih membentuk ikatan yang diinginkan.  Mengikat dapat  pula diartikan menyatukan helaian kain yang satu dengan lainnya menggunakan alat pengikat untuk membentuk pola tertentu. Ikatan ini dapat berupa simpul ataupun pola warna.

E. Produk  dan  Proses Kerajinan  Bahan Serat
Dalam pembuatan produk kerajinan perlu memahami dahulu seperti apa membuat karya yang berkualitas, maka dalam proses penciptaannya harus mengacu pada persyaratan. Adapun syarat-syarat perancangan benda kerajinan sebagai berikut.
1. Kegunaan (Utility)
Benda kerajinan harus mengutamakan nilai praktis, yaitu dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Contoh  mangkuk untuk wadah sayur.
2. Kenyamanan (Comfortable)
Benda kerajinan harus menyenangkan dan memberi kenyamanan bagi pemakainya. Contoh cangkir didesain ada pegangannya.
3. Keluwesan (Flexibility)
Benda kerajinan harus memiliki keserasian antara bentuk dan wujud benda dengan nilai gunanya. Contoh sepatu sesuai dengan anatomi dan ukuran kaki.
4. Keamanan (Safety)
Benda  kerajinan tidak  boleh  membahayakan  pemakainya.  Contoh piring  dari  serat  kelapa  harus  mempertimbangkan  komposisi zat pelapis/pewarna  yang dipakai agar tidak berbahaya jika digunakan sebagai wadah makanan.
5. Keindahan (Aestetic)
Benda  yang indah  mempunyai  daya tarik  lebih  dibanding  benda yang biasa-biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat dari beberapa hal, di antaranya dari bentuk, hiasan atau ornamen, dan bahan bakunya.
Karya yang baik dihasilkan dari proses perancangan yang baik pula. Oleh sebab itu, proses perancangan karya kerajinan harus memperhatikan hal-hal seperti pada gambar berikut ini.


 Indonesia dikenal kaya akan sumber daya alam berupa hutan yang tersebar di  seluruh Nusantara. Selama ini hasil hutan  nonkayu  yang berasal dari tanaman dan bersifat dapat diperbarui belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dari para pemangku kepentingan di sektor kehutanan. Padahal, tanaman nonkayu seperti daun dan rumput-rumputan memberikan  kontribusi  ekonomi  dan  penyerapan tenaga kerja yang signifikan.
Selain tanaman kayu dan nonkayu, terdapat bahan serat alam yang dihasilkan dari hewan. Produk kerajinan yang dihasilkan dari bahan serat tumbuhan dan hewan sangat banyak dan mudah didapat. Namun ada pula serat buatan yang dihasilkan dari berbagai bahan campuran, yang juga menghasilkan produk kerajinan  yang kreatif seperti kain. Identifikasilah di daerah tempat tinggalmu, adakah serat alam tumbuhan atau hewan serta serat buatan yang ada di daerahmu. Produk kerajinan apa yang dihasilkan dari ketiga bahan tersebut?

1. Produk  Kerajinan  Serat  Tumbuhan
Pernahkah kamu  melihat  kerajinan yang  menggunakan  bahan dasar daun. Daun yang digunakan sebagai produk kerajinan disebut dengan serat alam. Serat alam yang biasa digunakan di antaranya daun eceng gondok, daun pandan, daun jagung, daun pisang atau pelepah pisang, daun kelapa/janur, daun lontar, daun pandan, dan daun pohon  gebang. Selain daun ada juga akar, biji, dan batang. Apakah di daerahmu menghasilkan banyak daun semacam ini?
Pernahkah kamu melihat eceng gondok  yang biasa tumbuh  di air? Enceng gondok  termasuk jenis tanaman pengganggu.  Namun bagi warga daerah tertentu seperti di Kulonprogo, Yogyakarta enceng gondok  menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan. Daerah ini menjadi sentra kerajinan tangan dari enceng gondok.  Selain eceng gondok,  masih banyak lagi produk kerajinan dari bahan serat alam ini sudah digeluti oleh pengrajin di beberapa daerah.

a. Bahan Serat Tumbuhan
Di bawah ini merupakan bahan serat alam dari tumbuhan yang dapat diolah menjadi produk kerajinan. Pengolahan yang dilakukan cukup  sederhana yaitu  dikeringkan  secara alami dengan  sinar matahari langsung.
  1. Serat pelepah pisang
  2. Serat Daun Pandan berduri 


3. Serat Eceng Gondok
Bahan-bahan serat alam dapat menghasilkan produk kerajinan tangan yang beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja, dan tempat lampu. Teknik pembuatan kerajinan dari serat alam ini sebagian besar dibuat  dengan cara di anyam. Namun, ada juga yang menggunakan teknik tempel atau jahit. Sedangkan proses persiapan pembuatan bahan baku yang digunakan biasanya dengan cara dikeringkan secara alami menggunakan sinar matahari langsung. Untuk menghindari jamur, bahan serat alam harus direndam dahulu dalam waktu tertentu dengan larutan
natrium  benzoat atau  zat  pengawet lainnya  sehingga bahan serat alam
dapat tahan lama tanpa jamur.

 


APAKAH MASYARAKAT MADINAH RESPON DENGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW ?

RESPON PADA DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW. DI MADINAH Untuk memperluas wawasan tentang Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Nabi Muhammad ...