Monday, August 3, 2020

KITA PRAKTEK KHUTBAH JUMAT YUK DENGAN TEKS INI

CONTOH TEKS KHUTBAH JUMAT

BERSYUKUR


KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji hamba-hambaNya yang bersyukur. Namun itu sangat sedikit dari hamba-hambaNya. Allah Ta’ala berfirman:

وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ ﴿١٣﴾

 

“…Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba[34]: 13)

Allah juga memuji Nabi Nuh, karena ia termasuk hamba Allah yang bersyukur. Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji untuk memberikan tambahan kepada orang-orang yang bersyukur. Allah berfirman:          

“…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim[14]: 7)

 

Mensyukuri nikmat Allah membutuhkan kekuatan Iman. Karena sesungguhnya nikmat-nikmat tersebut seringkali melalaikan. Banyak orang yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala nikmat, bukan semakin dekat kepada Allah. Akan tetapi semakin ia jauh kepada Allah.

Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menyebutkan bahwasannya syukur itu mempunyai rukun.

Rukun yang pertama, mengakui dengan hati kita bahwasannya nikmat ini adalah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak seperti sebagaimana seseorang yang sombong yang menganggap bahwasannya kenikmatan tersebut hasil dari pada jerih payahnya, karena kecerdasannya, karena keterampilannya, karena kemampuannya dalam berbisnis sehingga dia tidak menisbatkan itu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka seorang yang mengakui bahwasanya nikmat ini semua dari Allah dan semua itu diberi oleh Allah, maka ia telah mensukuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rukun yang kedua, ia mengucapkan dengan lisannya puji dan syukur kepada Allah. Karena sesungguhnya ia tahu dan yakin bahwasannya satu-satunya yang memberikan kenikmatan hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan atasannya, bukan pula siapa-siapa, dia yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa pemberi rezeki hanyalah Allah. Maka ia memuji Allah, ia puji Allah atas seluruh kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan kepadanya.

Adapun rukun yang ketiga kata Ibnul Qayyim yaitu menggunakan nikmat-nikmat tersebut untuk mentaati Allah. Kita gunakan HP kita untuk mentaati Allah, kita gunakan kendaraan kita untuk menaati Allah, bahkan panca indra kita yang merupakan nikmat yang besar, kita gunakan mata kita untuk melihat apa yang Allah ridhai, kita gunakan telinga kita untuk mendengarkan apa yang Allah cintai, kita gunakan hati kita untuk memahami ayat-ayatNya, kita gunakan akal yang berikan untuk memahami ayat-ayat Allah yang Allah turunkan kepada kita. Bukan untuk menentang ayat-ayatNya.

Siapa yang menggunakan seluruh kenikmatan tersebut saudaraku, sungguh ketika ia gunakan dalam kebaikan dan ketaatan, ketika ia gunakan dalam perkara yang diridhai oleh Ar-Rahman, maka sungguh ia telah mensyukuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ummatal Islam,

Dahulu Salafush Shalih dengan diberikan banyak kenikmatan, mereka menjadi ketakutan. Mereka takut sekali dengan hisab pada hari kiamat. Mereka sangat takut sekali, semua kenikmatan yang diberikan kepada mereka akan dipertanyakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka takut dengan jawaban apa yang harus mereka lakukan.

Maka dari itu Salafush Shalih, ketika mereka diberikan oleh kenikmatan-kenikmatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, segera mereka infaqkan, segera mereka gunakan untuk ketaatan, bahkan semakin mereka mencintai suatu harta semakin mereka malah menginfakkannya. Hal ini karena mereka ingin mendapatkan keutamaan yang besar yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala:

لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ

Kalian tidak akan sampai kepada kebajikan, sampai kalian menginfakkan apa yang kalian cintai…” (QS. Ali-Imran[3]: 92)

Subhanallah.. Demikianlah Salafush Shalih.
Sementara kita, gembira dan senang ketika kita mendapatkan kenikmatan dunia belaka. Lalu setelah itu kita lupa untuk mensyukurinya. Sementara Salafush Shalih ketika diberikan kenikmatan dunia, mereka sungguh malah ketakutan. Takut itu menjadi adzab pada hari kiamat untuknya.

Maka dari itulah saudaraku sekalian, setiap kita wajib merenungi tentang harta, tentang karunia, tentang kenikmatan yang Allah berikan kepada kita. Sudah untuk apa kita lakukan? Sebelum dihari kiamat Allah tanya kita, tanyakanlah di dunia ini kepada diri kita sendiri.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

KHUTBAH KEDUA – KHUTBAH JUM’AT SINGKAT TENTANG BERSYUKUR

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

 

Ummatal Islam,

Orang yang bersyukur tak akan tertipu dengan banyaknya amal. Banyak diantara kita ketika kita merasa telah banyak beramal, kita merasa sudah menjadi orang yang bersyukur. Sementara kita melihat bagaimana Rasulullah dan para Sahabatnya, diberikan oleh Allah kenikmatan-kenikmatan yang luar biasa dalam perkara dunia maupun agama. Terutama urusan akhiratnya.

Ini dia Rasulullah, semalam suntuk beliau shalat dan beliau perpanjang shalatnya sampai-sampai kakinya bengkak. Kemudian ditanya oleh istrinya, “kenapa engkau lakukan itu ya Rasulullah? Sementara Allah mengampuni dosamu yang telah lalu maupun yang akan datang” Maka Rasulullah bersabda:

يا عائشةُ ! أفلا أكونُ عبدًا شكورًا

“Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR. Bukhari dan Muslim)

Subhanallah.. Rasulullah tidak tertipu dengan janji Allah kepadanya berupa telah diampuni dosanya yang lalu maupun yang akan datang. Bahkan Rasulullah tidak tertipu dengan janji surga Allah untuknya. Justru semua itu menjadikan beliau semakin dekat kepada Allah.

Lihatlah para Sahabat yang telah dijamin masuk surga, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Rasulullah telah menyatakan bahwa mereka semua di surga. Apakah mereka tertipu dengan janji-janji itu semuanya? Ataukah mereka semakin bertaqarrub kepada Allah sebagai rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka orang yang bersyukur tak akan tertipu dengan banyaknya amal. Karena ia tidak tahu berapa amal yang akan diterima disisi Allah. Dia tidak tahu dan bahkan khawatir kalau ternyata Allah jadikan hatinya berpaling dari amalan shalih. Ia dipalingkan karena cintanya kepada dunia, karena ternyata harapannya kepada dunia naudzubillah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن التَّوَّابِين
اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن المتَّقِين
اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم
اللهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.


Materi Lanjutan SKI Kelas VII BAB I

Kondisi Politik Masyarakat Sebelum Islam

 

Sebelum Islam datang, bangsa Arab di pengaruhi oleh  tiga kekuatan politik, yaitu kekaisaran Byzantium, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan.

Kondisi politik jazirah Arab terpengaruhi oleh dua hal, yaitu interaksi dunia Arab dengan kekaisaran Byzantium dan Persia. Kedua, persaingan antara Yahudi dan Zoroaster.

Kekaisaran Byzantum atau disebut juga Kekaisaran Romawi Timur ini berpusat di  ibu  kota  Konstantinopel,  dan  di  kuasai  oleh  kaiasar-kaisar  yang  merupakan pengganti kaisar romawi kuno setelah runtuhnya kekaisaran Romawi Barat. Pada abad ke 7 imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daerah Italia, serta sejumlah wilayah pesisir Afrika.

Sedangkan Kekaisaran Persia adalah kekasiaran Persia Pra-Islam terahir dipimpin oleh Dinasti  Sassania (sasanid) mempunyai wilayah  Iran, Irak, Armenia, Afganistan, Turki Bagian Timur, dan sebagian India, Suriah, Pakistan, Kaukasia, Asia tengah dan Arabia.

Bangsa arab terdiri dari beberapa suku yang sangat fanatik yang berlebihan dan loyal pada pemimpin suku. Tidak jarang, peperangan terjadi antar suku. Seperti perang fujjar yang terjadi 15 tahun sebelum Rasul di utus. Perang Fujjar merupakan perang saudara yang terjadi beberapa kali. Pertama perang antara suku Kinanah dan Hawazan, kemudian suku Quraisy dan Hawazan serta suku Kinanah dan hawazan lagi.

Di Jazirah arab juga terdapat beberapa kerajaan yang pernah ada diantaranya :


 a.   Kerajaan Kindah (480-529 SM)

Kerajaan  Kindah  adalah  satu-satunya  kerajaan  yang  berdiri  di  tengah-tengah Jazirah  Arab  di  antara  hukum  yang  diatur  berdasarkan  kabilah.  Raja  pertama kerajaan ini bernama Hajar Akil al-Mirar. Dia tunduk di bawah kerajaan Himyar di Yaman. Cucunya yang bernama Harits bin ‘Amr berhasil meluaskan pengaruhnya ke Hirah. Namun, kerajaan mereka hancur dan kembalilah kerajaannya pada kehidupan kabilah.  Namun,  kerajaan  Kindah  umurnya  tidak  lama.  Penyair  yang  bernama Imruul Qais salah seorang pengarang syair-syair masa jahiliah menisbatkan dirinya pada raja-raja Kindah. Dia telah berusaha untuk membangun kembali kerajaan leluhurnya, namun gagal.

 b.   Kerajaan Ma’in dan kerjaan Qatban 1200 SM-700 SM)

Kedua kerajaan ini hidup di satu zaman. Keduanya adalah kerajaan paling awal diYaman. Namun, sejarah tentang kedua kerajaan itu sangatlah sedikit

. c.   Kerajaan Saba’

Kerajaan  Saba’  ini  berdiri  setelah  runtuhnya  kerajaan  Ma’in  dan  Qatban. Kerajaan Saba’ juga meliputi Hadharmaut. Ibukotanya adalah Ma’rab. Kerajaan ini menjadi terkenal disebabkan dua hal.

Pertama, adanya Ratu Bilqis. Kisah tentang ratu ini dengan Nabi Sulaiman disebutkan   dalam   surah   an-Naml.   Kedua,   Bendungan   Ma’rab   yang   besar.

Bendungan ini menjadikan Yaman menjadi sebuah negeri yang makmur dan sejahtera. Namun, kemudian bendungan ini hancur. Maka, terjadilah sebuah bencana air bah yang dahsyat. Akhirnya, penduduk setempat banyak yang pindah ke wilayah utara.  Peristiwa  ini  sekaligus  menjadi  tanda  kehancuran  Saba’  dan  berdirinya kerajaan Himyar.

 

لَقَدۡ كَانَ لِسَبَإٖ فِي مَسۡكَنِهِمۡ ءَايَةٞۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٖ وَشِمَالٖۖ كُلُواْ مِن رِّزۡقِ رَبِّكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لَهُۥۚ بَلۡدَةٞ طَيِّبَةٞ وَرَبٌّ غَفُورٞ فَأَعۡرَضُواْ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ سَيۡلَ ٱلۡعَرِمِ وَبَدَّلۡنَٰهُم بِجَنَّتَيۡهِمۡ جَنَّتَيۡنِ ذَوَاتَيۡ أُكُلٍ خَمۡطٖ وَأَثۡلٖ وَشَيۡءٖ مِّن سِدۡرٖ قَلِيلٖ

 Artinya : Sesungguhnya bagi kaum Saba´ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman  mereka  yaitu  dua  buah  kebun  di  sebelah  kanan  dan  di  sebelah  kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".  Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun  mereka  dengan  dua  kebun  yang  ditumbuhi  (pohon-pohon)  yang  berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr (QS. Saba’ [34]: 15-16)

 d.   Kerajaan Himyar.

Kerajaan ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Saba’ dan menjadikan Zhafar sebagai ibukotanya. Raja-rajanya menggelari dirinya dengan Tababi’ah. Saba’ dan Himyar meninggalkan peninggalan-peninggalan yang menunjukkan keagungan kemajuan yang dicapai dua kerajaan ini.

Kerajaan ini kemudian semakin mundur di akhir-akhir pemerntahannya. Sehingga, Yaman diduduki oleh orang-orang Romawi dan disusul kemudian oleh Persia.

 e.   Pendudukan Romawi di Yaman

Dzunuwas raja Himyar yang memeluk agama Yahudi memberi pilihan kepada orang-orang Masehi Najran antara memeluk agama Yahudi atau mereka harus mati. Temyata mereka lebih baik memiliki mati daripada dipaksa harus memeluk agama

Yahudi. Maka, dia segera menggali parit dan mereka dibakar di dalam parit itu.

قُتِلَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡأُخۡدُودِ ٱلنَّارِ ذَاتِ ٱلۡوَقُودِ إِذۡ هُمۡ عَلَيۡهَا قُعُودٞ

 

Artinya:  Binasa  dan  terlaknatlah  orang-orang  yang  membuat  parit.  yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar. ketika mereka duduk di sekitarnya  (Al Buruj ayat 4-6)

 Sebagian mereka melarikan diri dan meminta bantuan kepada penguasa Habasyah yang menganut agama Kristen (an-Najasyi) yang kemudian meminta bantuan pada kaisar Romawi-pelindung agama Kristen. Kaisar kemudian mengirimkan kapal perang dan senjata. Maka, Najasyi mampu menaklukkan kota Yaman berkat komandannya yang bernama Arbath.

Pada saat itu salah seorang pembantu dekatnya yang bernama Abrahah melakukan pemberontakan dan akhirnya membunuhnya. Maka, jadilah Abrahah penguasa di Yaman. Peristiwa ini terjadi pada saat hidupnya Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Rasulullah.

 f.   Pendudukan orang-Orang Persia atas Yaman

Salah seorang anak raja Himyar yang bernama Saif bin Dzi Yazan melarikan diri ke Persia. Dia meminta bantuan kepada orang-orang Persia untuk mcngeluarkan orang-orang Habasyah dari negerinya. Maka, mereka pun bergerak dan mampu mengalahkan orang-orang Romawi.

Kisra Persia memerintahkan agar mengangkat Saif sebagai raja untuk seluruh Yaman. Setelah Saif terbunuh, Kisra mengirim Wahruz menjadi penguasa di Yaman dan tunduk di bawah pemerintahan Persia. Setelah Wahruz meninggal dia digantikan oleh anak anak dan cucu-cucunya.

 Tatkala Rasulullah diangkat sebagai Rasul, penguasa Yaman asal Persia saat itu adalah Badzan-salah seorang keturunan Wahruz. Rasulullah mengajak Badzan untuk memeluk Islam, la menyambut ajakan itu dan masuk agama Islam.

g.   Kerajaan Hirah

 Sejarah keamiran Hirah ini mulai sejak abad 111 M. dan terus berdiri sampai lahirnya Islam. Kerajaan ini telah berjasa juga terhadap kebudayaan Arab, karena warga negaranya, banyak mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh jazirah Arab terutama untuk berniaga, dalam hal itu mereka juga menyiarkan kepandaian menulis dan   membaca.   Karena   itu   mereka   dapat   dianggap   sebagai   pennyiar   ilmu pengetahuan di jazirah Arab.

 h.   Kerajaan Ghassan

Nama Ghassan itu berasal dari mata air di Syam yang disebut " Ghassan". Kaum Ghassan memerintah dibagian selatan dari negeri Syam dan dibagian utara dari jazirah  Arab.  Mereka  telah  mempunyai  kebudayaan  yang  tinggi,  dan  menganut agama Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan agama Masehi itu ke jazirah Arab.

 

i.   Hijaz,

Hijaz berbeda dengan negeri-negeri arab yang lain. Negeri Hijaz belum pernah dijajah, diduduki dan dipengaruhi negara-negara asing. Hal itu dikarenakan letak geografis dan negeri miskin, sehingga tidak menarik negara-negara lain untuk menjajahnya.

Kota terpenting di daerah ini adalah  Makkah, tempat ka'bah berada.  Pada awalnya, Makkah dan Ka'bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya Nabit, dan dilanjutkan oleh penguasa-penguasan kabilah Jurhum. Kemudian suku Jurhum diganti oleh suku Khuza'ah,  yang datang dari  Yaman setelah runtuhnya bendungan Ma'rib, dan berkusa di Makkah selama 300 th.

Dalam abad V M, Suku Quraisy merebut kekuasaan Makkah dan Ka'bah dari Khuza'ah. Makkah mengalami kemajuan dibawah kekuasaan Suku Quraisy. Untuk mengurus Makkah dan mengamankan para penziarah yang datang ke kota Makkah, suku  Quraisy  mendirikan  semacam  pemerintahan.     Selain  itu,  suku  Quraisy mangatur urusan   yang berkenaan dengan ka'bah. Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku Quraisy yaitu :


a. Hijabah (penjara kunci ka’bah)

b. Siqayah (penjara air mata Zam zam)

c. Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal)

d. Sifarah (kuasa usaha Negara atau duta)

e. Liwa (jabatan ketentaraan)

f. Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin)

g. Nadwah (jabatan ketua dewan)

h. Khaimman (pengurus balai musyawarah)

i. Khazinah (jabatan administrasi keuangan)

j. Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa.

 


APAKAH MASYARAKAT MADINAH RESPON DENGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW ?

RESPON PADA DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW. DI MADINAH Untuk memperluas wawasan tentang Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Nabi Muhammad ...