Monday, October 5, 2020

PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW MELAKUKAN PERUBAHAN

 PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW MELAKUKAN PERUBAHAN

BAB II KELAS VII

PETA KONSEP



Sebelum Islam datang ke Yasrib, kota penduduk kota ini di diami berbagai komunitas dan Agama. Ada yang berasal dari komunitas etnis Arab dan ada juga yang berasal dari komunitas Yahudi. Masing-masing komunitas telah memiliki tradisi keagamaan yang sudah mengakar dan lama dipraktikkan. Tidak jarang dari mereka terjadi perselisihan yang berakibat peperangan yang disebabkan banyak faktor, antara lain kepercayaan, politik ekonomi dan lain sebagainya.

Masyarakat kota Yasrib telah memiliki agama dan kepercayaan. Agama yang dianut penduduk Yatrib adalah Yahudi, Nasrani, dan Pagan. Secara mayoritas penduduknya memeluk agama Yahudi. Agama Yahudi masuk ke Yasrib dibawa para imigran dari wilayah utara sekitar abad ke-1 dan ke-2. Mereka datang ke Yasrib untuk menyelamatkan diri dari penjajahan Romawi. Migrasi terbesar bangsa Yahudi terjadi pada tahun132-135. Karena pemerintah Romawi menindak keras bangsa Yahudi yang mencoba melakukan pemberontakan.

Nabi Muhammad memilih kota Yasrib untuk tempat berhijrah Nabi dan kaum muslimin karena beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad Saw. memilih sebagai tempat hijrah umat Islam. Faktor-faktornya antara lain:

1.       Yasrib adalah tempat yang paling dekat.

2.       Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi, Abdul Muthalib beristerikan orang Yasrib. Di samping itu, ayahnya dimakamkan di sana.

3.       Penduduk Yasrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat- sifatnya yang baik.

4.       Bagi diri Nabi sendiri, hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah Swt.

Untuk selanjutnya kira-kira bagaimana setrategi dakwah Nabi Muhammad Saw. di Madinah? dan langkah apa yang dilakukan Nabi untuk mengembangkan perekonomian kaum muslimin khususnya kaum muhajirin?

 

A.      KONDISI MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM

Sebagai pembuka wawasan tentang kondisi Madinah sebelum Islam, “wawasanku” akan menggali informasi seputar kondisi Madinah sebelum Islam di aspek kepercayaan, sosial, ekonomi dan politk.

Madinah dikenal dengan Madinatun Nabi (Masjid Nabi) atau al-Madinah al- Munawwarah (Kota yang Bercahaya) secara geografis kota ini terletak di  lembah  yang subur, berada pada jarak kurang 300 km sebelah utara kota Mekah. Sebelum datangnya Islam kota Madinah bernama Yasrib. Setelah Nabi Muhammad hijrah ke Yasrib, Yasrib birubah menjadi Madinah.

Sebelum Islam datang ke Yasrib, kota penduduk kota ini di diami berbagai komunitas dan Agama. Ada yang berasal dari komunitas etnis Arab dan ada juga yang berasal dari komunitas Yahudi. Masing-masing komunitas telah memiliki tradisi keagamaan yang sudah mengakar dan lama dipraktikkan. Tidak jarang dari mereka terjadi perselisihan yang berakibat peperangan yang disebabkan banyak faktor, antara lain kepercayaan, politik ekonomi dan lain sebagainya.

 

1.   Kepercayaan Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Sebelum kedatangan agama Islam ke Yasrib masyarakat kota Yasrib telah memiliki agama dan kepercayaan. Agama yang dianut penduduk Yatrib adalah Yahudi, Nasrani, dan Pagan. Secara mayoritas penduduknya memeluk agama Yahudi. Agama Yahudi masuk ke Yasrib dibawa para imigran dari wilayah utara sekitar abad ke-1 dan ke-2. Mereka datang ke Yasrib untuk menyelamatkan diri dari penjajahan Romawi. Migrasi terbesar bangsa Yahudi terjadi pada tahun132-135. Karena pemerintah Romawi menindak keras bangsa Yahudi yang mencoba melakukan pemberontakan. Diantara suku-suku bangsa yang menganut agama Yahudi adalah Bani Qainuqa, Bani Nadhir, Bani Gathafan, Bani Quraidlah. Keempat suku ini tetap mempertahankan untuk memeluk agama Yahudi walaupun Islam telah tersebar di Madinah. Kebanyakan mereka bekerjasama dengan kafir Quraisy untuk mengusir dan membunuh Nabi Muhammad Saw.

 

Selain Yahudi, penduduk Yasrib ada yang memeluk agama Nasrani. Penganut agama Nasrani merupakan Kelompok minoritas yang berasal dari Bani Najran. Masyarakat Bani Najran mememeluk agama nasrani pada tahun 343 M. Ketika kelompok misionaris Kristen dikirim oleh kaisar Romawi ke wilayah tersebut mereka untuk menyebarkan agama Nasrani.

Penduduk kota Yasrib Selain memeluk agama Yahudi dan Nasrani, sebagian kecil ada yang mengikuti kenyakinan orang Quraisy dan Penduduk Mekah atau dikenal dengan paganisme yaitu kepercayaan kepada benda-benda, dan kekuatan-kekuatan alam, seperti matahari, bintang-bintang, bulan, dan sebagainya. Alasan mereka mengikuti kepercayaan orang Quraisy karena mereka memandang kaum Quraisy sebagai penjaga Rumah Allah, sebagai pemimpin-pemimpin Agama, serta sebagai panutan dalam beribadah. Praktik peribadatan mereka bertentangan dengan agama Yahudi dan Nasrani. Karena itu, sering terjadi perselisihan dan keributan antara mereka dengan pemeluk agama Yahudi.

 

2.   Kondisi Sosial Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Kota Yasrib merupakan salah satu kota terbesar di provinsi Hijaz. Kota yasrib dikenal sebagai kota strategis, karena merupakan jalur perdagangan yang menghubungkan kota Yaman di selatan dan Syria di utara. Selain itu Yasrib merupakan daerah yang subur sebagaian besar kehidupan masyarakatnya hidup dari bercocok tanam selain beternak. Hal ini menjadikan Yasrib sebagai pusat pertanian.

Karena faktor itu, maka banyak penduduknya yang berasal bukan dari wilayah itu. Dalam catatan sejarah diketahui kelompok yang pertama mendiami Yasrib adalah suku Amaliqah. Tidak lama kemudian, beberapa golongan Yahudi berhasil menguasai mereka dan ahirnya menetap di Madinah. Mereka datang secara bergelombang di mulai pada abad ke-1 dan ke-2. Kedatangan mereka ke Yasrib untuk menghindari serangan Romawi, yang terus mengejar mereka, karena mereka dianggap sebagai pemberontak penguasa Romawi. Kemudian datang bangsa Arab ke Yasrib karena Negerinya dilanda bencana bencana alam, berupa hancurnya bendungan Ma’rib yang dibangun sejak masa Ratu Balqis ketika kerajaan Saba masih berjaya. Kedatangan mereka diperkirakan pada tahun 300 M.

Sebelum Islam datang. Kota Yasrib memiliki beberapa kemiripan dengan keadaan di Mekah. Suku-suku dan kelompok masyarakat yang tinggal di sana berperang satu sama lain.Yasrib memiliki dua kebudayaan yaitu kebudayaan Arab dan Yahudi. Kedua kebudayaan tersebut jelas memiliki tradisi yang berbeda. Sekalipun terdapat orang-orang

 Arab yang memeluk Yahudi dan terjadi hubungan perkawinan diantara mereka, tapi sikap dan pola hidup bangsa Yahudi dan Arab berbeda.

Di Yasrib terdapat beberapa suku atau kabilah. diantara kabilah-kabilah yang berada di Yasrib (Madinah) antara lain:

 

a.   Kabilah Aus dan Kharzaj

“Aus” dan “Kharzaj” dua suku yang terkemuka di Arab Selatan. Suku ini mendiami Yasrib jauh sebelum Islam datang. Garis keturunan suku Aus dan Khazraj sampai ke kabilah besar Yaman yang bernama Bani ‘Azd. Keturunannya terpecah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan dan berperang. Perang saudara berlangsung lebih dari 120 tahun. Kedua kelompok memiliki daerah kekuasaan sendiri di kota Madinah.

Kabilah Aus menempati wilayah dataran tinggi di selatan dan timur wilayah yang mereka tempati subur dan terkenal dengan hasil pertanianya. Kabilah Khazraj tinggal menempati wilayah dataran rendah di tenggah utara Madinah. Di belakang mereka tidak ada apapun kecuali kesunyian Hirrah Wabrah. Kabilah Aus mendiami wilayah- wilayah pertanian yang kaya di Madinah. Mereka bertetangga dengan Kabilah-kabilah Yahudi. Sedangkan kabilah Khazraj mendiami wilayah-wilayah yang kurang subur, dan bertetangga dengan kabilah Yahudi yang besar yakni Qainuqa.

Dalam catatan sejarah pernah terjadi perang saudara yang sangat hebat antara kabilah Aus dan Kabilah Kharzaj pada tahun ke-10 dari kenabian Muhammad SAW. Banyak pemimpin dari kedua kabilah tersebut tewas di medan perang. Pada waktu itu, kabilah Khazraj memenangkan peperangan sengit itu karena memiliki pasukan lebih banyak dari Kabilah Aus dan mendapat bantuan senjata dari bangsa Yahudi Bani Nadhir dan Baini Qainuqa. Walaupu Kabilah Aus mendapat bantuan juga dari Yahudi Bani Quraizhah.

Karena mendapat kekalahan, Kabilah Aus mengirim dua utusan ke Mekah yaitu Iyas bin Mu’adz dan Anas bin Rafi. Adapun tujuannya untuk meminta bantuan kaum Quraisy. Ketika sampai di Mekah, keduanya bertemu denga nabi Muhammad Saw. Nabi bercakap-cakap dengan keduanya dan membacakan ayat-ayat Al Quran.  Ketika itu Iyas bin Mua’az tertarik dengan ajakan Nabi untuk masuk Islam. Tapi dia  diingatkan oleh Anas bin Rafi tentang tujuan datang ke Mekah. Mereka ketemu dengan pembesar Quraisy dan menyampaikan tujuannya. Tapi permintaannya ditolak oleh

 kaum Quraisy karena mereka sedang sibuk mencegah tersebarnya ajaran Nabi Muhammad. Akhirnya keduanya kembali ke Madinah dengan tangan hampa.

Ketika keduanya sampai di Madinah, terjadi perang saudara kembali. Kali ini Kabilah Aus memperoleh kemenangan. Menurut sejarah, peperangan tersebut merupakan peperangan terakhir antara kedua kabilah. Karena sudah banyak pemimpin dari kedua kabilah tersebut masuk Islam.

 

b.   Kabilah Yahudi

Bangsa Yahudi dan Bangsa Arab merupakan bangsa pendatang di Yasrib. Bangsa yahudi datang ke Yasrib karena situasi politik akibat penjajahan Romawi. Mereka menghidari Bangsa Romawi yang ingin membunuh dan menghancurkan mereka. Karena bangsa Yahudi dianggap sebagai pemberontak. Mereka kebanyakan berasal dari wilayah utara, datang ke Yasrib diperkirakan pada abad ke-1 dan ke-2. Sedangkan bangsa Arab datang ke Madinah karena bencana alam akibat hancurnya bendungan Ma’arib yang dibangun pada masa kerajaan Saba’. Mereka datang ke Madinah diperkirakan terjadi pada tahun 300 M

Bangsa Yahudi di madinah terdiri dari 3 kabilah besar yaitu, Qainuqa, Nadhir, dan Quraizhah. Jumlah laki-lakinya yang sudah baligh mencapai lebih dari dua ribu orang.laki-laki di kabilah Qainuqa’ yang biasa berperang mencapai tujuh ratus orang. Bani Nadhir mencapai tujuh ratusan orang yang terbiasa perang. Sedangkan laki-laki dari Bani Quraizhah antara tujuh ratus hingga sembilan ratus orang.

Hubungan ketiga kabilah tersebut tidak harmonis. Terkadang ketiganya terjadi

perang saudara. Al-Qur’an menunjukkan bahwa permusuhan antara kaum Yahudi dengan Firman-Nya :

 

 


84. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya

85. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat QS. Al-Baqarah [2]: 84-85).

 

Bani Nadhir menetap di Aliyah, di lembah Bathan sejauh 2 atau 3 mil dari Madinah. Daerah tersebut banyak pohon kurma dan tanaman-tanaman lainnya. Bani Quraizhah mendiami wilayah Mazhur yang terletak beberapa mil di selatan Madinah. Sedangkan bani Qainuqa tinggal di dalam kota Madinah. Mereka pindah setelah diusir oleh Bani Nadhir dan Bani Quraizhah, dari tempat mereka yang berada diluar Madinah. Bangsa Yahudi memiliki midras, yaitu tempat mereka mempelajari agama Yahudi dan sejarah rosul-rosul mereka. Mereka melahirkan ahli ilmu, ahli agama dan ahli hukum.

Pada awalnya bangsa Yahudi dan Arab dapat hidup berdampingan saling menghormati. Pada perkembangan selanjutnya, bangsa Arab melebihi jumlah penduduk bangsa Yahudi yang sudah datang duluan di Yasrib, terutama setelah Arab Yaman pindah secara masal di akhir abad ke-4 M. Mulai saat itu muncul kecurigaan dan saling mengancam diantara keduanya. Ketegangan ini berawal dari sikap bangsa Yahudi yang menyombongkan diri sebagai manusia pilihan Tuhan karena dari suku mereka banyak diutus para nabi dan rasul. Selain itu mereka adalah penganut agama tauhid, sementara masyarakat arab adalah penyembah berhala.

Apabila timbul konflik, orang Yahudi selalu berkata dengan nada ancaman bahwa semakin dekat waktu kedatangan Nabi yang diutus untuk memimpin mereka membunuh bangsa Arab. Pada waktu itu Jika ditanya tentang kedatangan Nabi, Para pendeta Yahudi selalu menunjuk ke arah Yaman. Bagi Orang Yasrib, isyarat  itu bukan ke Yaman tapi kota Mekah. Ketika mendengar berita seseorang yang mengaku Nabi di Mekah, mereka berusaha mencari informasi tersebut. Setiap musim haji tiba, mereka mengutus ke Mekah untuk menyelidiki kebenaran berita tersebut. Hasilnya terjadi dua perjanjian yaitu ‘Aqabah I dan Aqabah II.

 

3.   Kondisi Ekonomi Masyarakat Madinah Sebelum Islam

Kota Yasrib merupakan salah satu kota terbesar di provinsi Hijaz. Kota yasrib dikenal sebagai kota strategis, karena merupakan jalur perdagangan yang menghubungkan kota Yaman di selatan dan Syria di utara. Selain itu Yasrib merupakan daerah yang subur sebagaian besar kehidupan masyarakatnya hidup dari bercocok tanam..

Yasrib merupakan kota yang makmur dan subur dengan pertaniannya. Inilah yang membuat Yasrib berbeda dengan Kota Mekah di kondisi alam dan watak penduduknya. Air yang tersedia di kota Yasrib ini mencukupi untuk membangun pertanian. Kota ini dikelilingi oleh gunung berbatu, terdapat banyak lembah, atau yang paling  terkenal dikenal dengan nama Wadi Sebagai pusat pertanian, kota Yasrib menjadi menarik bagi penduduk wilayah lain untuk pindah ke Yasrib.

Kota Yasrib terdapat daerah persawahan dan perkebunan  yang dikelola  dengan baik, sehingga persawahan dan perkebunan ini bisa menjadi sandaran hidup penduduk setempat. Penghasilan terbesarnya adalah kurma dan anggur. Kurma merupakan hasil  alam yang memberikan manfaat banyak bagi kehidupan mereka, diantaranya sebagai makanan, alat bangunan, makanan hewan, bahkan seperti mata uang yang digunakan untuk tukar menukar ketika terdesak. Kurma Madinah juga banyak macamnya.

Di kota Yasrib terdapat beberapa pabrik yang sebagian besar dikelola oleh orang- orang yahudi. Bani Qainuqa’ adalah kabilah yahudi terkaya di Madinah, meski jumlah mereka tidak banyak.Di Madinah terdapat banyak pasar, yang terkenal pasar Bani Qainuqa’, disana juga terdapat toko minyak wangi. Dan macam- macam jual beli lainnya, yang sesuai dengan ajaran Islam maupun tidak.

 

4.   Kondisi Politik Masyarakat Madinah

Yasrib tidak pernah ada kerajaan yang mengatur kekuasaan. Sehingga Kekuasaan berada di tangan suku-suku atau kelompok tertentu tergantung kepada siapa yang paling kuat diantara mereka. Hal inilah yang mengakibatkan sering terjadinya perang antar suku dan kelompok. Kondisi tersebut hampir sama dengan keadaan di Mekah.

Sebelum bangsa Yahudi datang ke Madinah dan akhirnya menguasai Madinah, suku yang pertama kali tinggal dan menguasai Yasrib adalah suku Amaliqoh. Mereka membangun perkampungan dan peradaban. Kemudian, setelah bangsa Yahudi datang ke Madinah mereka menaklukkan suku Amaliqoh dan akhirnya menguasai Madinah.

Sebelum kedatangan orang-orang Arab, Madinah sepenuhnya dikuasai oleh orang- orang Yahudi, baik secara ekonomi, politik, maupun intelektual. Bangsa Yahudi

 

dimadinah terdiri dari Bani Nadhir, Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa sudah bisa membangun sebuah peradaban dengan membuat benteng-benteng untuk berlindung dari serangan arab badui. Mereka disebutkan sebagai kelompok yang paling makmur dan berbudaya.

Sejarah menyebutkan bahwa orang-orang Masehi (Kristen) di Syam (Siria) sangat membenci orang-orang Yahudi. Mereka menganggap bangsa Yahudi telah menyiksa dan menyalib Isa al-Masih. mereka menyerbu Yasrib untuk memerangi orang-orangYahudi. Dalam penyerbuan tersebut, orang-orang Kristen meminta bantuan suku Aus dan Khazraj. Suku Aus dan Khazraj, seperti halnya kaum Yahudi, juga merupakan pendatang. Keadaan tersebut menyebabkan peperangan antara Yahudi dan Kabilah Arab yaitu Aus dan Khazraj. Banyak pemimpin Yahudi yang meninggal, sehingga kekuasaan Yasrib jatuh ke tangan Aus dan Khazraj. Sebelumnya, kondisi Aus dan Khazraj merupakan buruh. Peralihan kekuasaan di Yasrib merubah kedua suku menjadi suku yang menonjol.

Setelah bangsa Yahudi kalah dan tidak berkuasa, mereka berusaha untuk memecah belah kedua suku tersebut, provokasi (penghasutan) mereka nampaknya berhasil. Muncul permusuhan antara kedua kabilah, sehingga terjadi peperangan yang tidak pernah berarkhir. Dalam kondisi seperti itu, bangsa Yahudi memiliki peluang untuk memperbesar perdagangan dan kekayaan mereka. Kekuasaan mereka yang sudah hilang dapat mereka rebut kembali. Sehingga di Yasrib terdapat 3 kekuatan yang mengendalikan Madinah yaitu kabilah Aus, Kabilah Khazraj, dan bangsa yahudi. Ketiganya telah siap tempur dan hidup dalam suasana perang yang tiada hentinya

Selain perebutan kekuasaan di antara 3 kabilah tersebut, konflik muncul karena adanya perbedaan agama. kabilah Aus dan kabilah Khazraj memeluk agama Watsani (menyembah berhala). Sedangkan bangsa Yahudi sebagai Ahlul Kitab (penganut al-  Kitab) mempercayai keesaan Tuhan (monoteisme). Oleh karena itu, orang-orang Yahudi sangat mencela suku Aus dan Khazraj yang dipandangnya sebagai kaum kafir. Sama halnya dengan penganut agama Watsani di jazirah Arabia, pada bulan tertentu, yaitu Dzulhijjah, mereka melakukan ziarah ke kota Mekah. Mereka melakukan peribadatan dan penyembahan berhala yang ada di seputar Ka’bah. Ziarah ke kota Mekah biasanya dilakukan secara berombongan, baik dari kalangan suku Aus maupun Khazraj. Akan tetapi adanya hubungan sosial yang terjadi antara orang-orang Yahudi yang menetap di Madinah dengan orang-orang Aus dan Khazraj, sedikit banyak telah menyebabkan pemikiran keagamaan Yahudi dapat diketahui dan diserap oleh mereka.

 Keadaan ini menyebabkan Kabilah Aus dan Khazraj lebih mudah memahami ajaran keagamaan yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw. dibanding penduduk Mekah. Karena itu, Orang-orang Yasrib (Madinah)mudah mengerti dan memahami ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad, karena ajaran itu menyerupai ajaran-ajaran yang telah mereka dengar dari orang-orang Yahudi. Salah satunya mengenai akan datangnya seorang Nabi baru. Karena itu, ketika mereka mendengar berita tentang adanya seorang Nabi   di Mekah,   yaitu   Nabi   Muhammad,   mereka    dengan    cepat    menanggapi  dan mempercayainya.

Dengan alasan itu pula, kemudian mereka meminta Nabi Muhammad untuk pindah (hijrah) ke kota Yasrib dan menjadi pemimpin bagi kedua kabilah di Yasrib

 

B.    B.  PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW. KE MADINAH

Para musyrikin Mekah mulai gusar mendengar berita kaum muslimin Mekah yang sudah banyak meninggalkan Mekah menuju Yasrib. Mereka khawatir ajaran Nabi Muhammad akan semakin meluas dan di sana kekuatan Islam akan bertambah kuat, pada akhirnya akan menyerang kekuatan mereka di Mekah.

Para pemuka Quraisy berkumpul di Darun Nadwah untuk membahas strategi pencekalan Nabi Muhammad Saw. agar gagal meninggalkan Mekah. Akhirnya, diputuskan sebuah keputusan bulat untuk mengeksekusi Nabi Muhammad. Agar nantinya pembunuhan tersebut tak mendapatkan tuntutan balas dendam dari Bani Abdi Manaf suku klan Nabi Muhammad Saw., mereka bersepakat yang melakukan eksekusi haruslah dari para pemuda gagah berani dari koalisi berbagai suku bangsa Quraisy.

Nabi Saw. memerintahkan Sayyidina Ali bin Thalib menggantikan posisi tempat tidurnya. Nabi meyakinkan bahwa tidak akan terjadi apa-apa dengan Ali bin Thalib. Sayyidina Ali pun diperintahkan untuk memPersiapkan barang-barang amanah penduduk Mekah untuk dikembalikan pada pemiliknya.

Pagi dini hari, sebelum Nabi Saw. meninggalkan rumah, para pemuda Quraisy dengan pedang terhunus telah mengepung sekeliling rumah Nabi SAW dan siap membunuhnya jika keluar meninggalkan rumah. Pada saat itulah, turunlah Jibril membawakan wahyu: "Dan

 Kami adakan dinding di hadapan mereka dan di belakang mereka dinding (pula) dan Kami tutup penglihatan mereka dan sekali-kali mereka tidaklah dapat melihat." [QS Yasin [39]: 9]

Nabi Muhammad SAW membaca wahyu itu sembari meniupkan ke arah luar rumah. Dengan izin Allah, sekelompok pemuda kafir musyrikin itu dibuat kantuk berat dan tertidur pulas menjelang petang. Nabi melangkah meninggalkan rumah beliau dengan tenang.

Setelah terbangun mereka segera memasuki rumah Nabi Saw., namun tidak lagi mendapati Nabi kecuali hanya ada Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang sedang berbaring di kasur menggantikan posisi Nabi. Misi pemuda Quraisy tersebut membunuh Nabi SAW berakhir gagal total.

Sejak siang hari itu, hari Senin, Nabi memulai hijrah meninggalkan Kota Mekah. Langkah pertama beliau menuju ke rumah Abu Bakar bin Shiddiq dengan cara menyamar. Sesampai di sana, Abu Bakar sudah siap menunggu dengan seekor unta dan perbekalan seadanya. Abu Bakar telah menyiapkan dua ekor unta menuju Yasrib yang akan ditempuh sekitar 480 Km atau biasa dilakukan dengan kendaraan unta selama 10 hari.

Di dalam rumah Abu Bakar, Nabi Saw. mengatur strategi hijrah agar dapat mengelabui kafir Quraisy yang pasti akan melakukan pengejaran hingga ke Yasrib. Nabi memutuskan memutar haluan mengambil jalur berlainan ke arah selatan menuju Yaman. Sedangkan untuk menuju ke Yasrib seharusnya ke arah utara dengan cara bersembunyi dahulu di Gua Tsur beberapa hari.

Abu Bakar pun mengatur membagi tugas-tugas khusus pada putranya Abdullah bin Abi Bakar sebagai intelijen pencari informasi tentang pergerakan kafir Quraisy yang melaporkan setiap malam ke Gua Tsur. Sedangkan putrinya, Asma bin Abi Bakar bertugas sebagai pemasok makanan susu dan daging setiap hari selama persembunyian.Pembantunya Amir bin Fahirah diperintahkan mengembalakan kambing di sekitar gua Tsur untuk menutup bekas jejak unta milik Abu Bakar di atas padang pasir agar rute perjalanan hijrah Nabi Muhammad dan Abu Bakar tidak dapat dilacak oleh kafir Quraisy.

Pemuda kafir Quraisy sempat melakukan penyisiran hingga gua Tsur. Mereka hampir saja menemukan persembunyian Nabi Saw. dan Abu Bakar. Hampir saja keduanya tertangkap dan terbunuh. Abu Bakar sedemikian khawatirnya Nabi Saw terbunuh. Maka turunlah surah at-Taubah ayat 40 dimana Allah Swt. menenangkan hati kekasih-Nya, "Jan ganlah takut dan sedih sesungguhnya Allah bersama kita!" Wahyu tersebut, Nabi Saw ucapkan untuk menenangkan hati Abu Bakar bin Shidiq.

Allah pun menyelamatkan mereka berdua dengan memerintahkan sepasang burung merpati bersarang di mulut gua serta sarang laba-laba yang mengindikasikan bahwa gua

 

tersebut sudah lama belum pernah dimasuki seorang pun, sehingga kafir Quraisy yang dipimpin Umayah bin Khalaf batal memasuki gua.

Pada hari ke-3, sesuai kesepakatan yang pernah dibuat antara Abu Bakar dengan Abdullah bin Arqayat, dia datang ke Gua Tsur untuk bekerja sama membantu sebagai orang yang dibayar sebagai penunjuk jalan menuju Yasrib dengan mengambil jalan yang tak biasa dilalui orang. Padahal Abdullah bin Arqayat atau disebut juga Abdullah bin Uraiqhit ini seorang musyrikin Mekah yang menawarkan jasanya secara profesional.

Nabi Saw. membutuhkan seorang pemandu disebabkan rute perjalanan yang mereka tempuh bukan rute perjalanan yang biasa ditempuh oleh kebanyakan orang, melainkan rute alternatif yang tidak banyak diketahui untuk menghindari pengejaran kafir quraisy. Di hari ke-3, Nabi Saw., Abu Bakar beserta Abdullah Arqayat mulai melakukan perjalanan hijrah dengan menggunakan seekor unta dengan rute memutar berbalik arah tujuan menuju Yaman.

Di Kota Mekah, kafir Quraisy yang gagal menemukan jejak Nabi Muhammad Saw, mengadakan sayembara yang diumumkan di pasar Ukaz dan sekeling Ka'bah bahwa siapa saja yang berhasil menangkap Muhammad, baik dalam keadaan hidup atau mati dia akan mendapatkan hadiah 100 ekor unta.

Seorang kafir Quraiys bernama Suraqah bin Malik al-Mudlaji tertarik dengan hadiah sayembara itu. Dia segera memacu kudanya untuk melakukan penyisiran sekaligus pengejaran hijrahnya Nabi Saw.. Di tengah gurun pasir yang luas, Suraqah menangkap bayangan tiga orang yang sedang melakukan perjalanan menuju arah ke Madinah.

Dengan pedang terhunus, dia memacu kudanya dengan penuh semangatnya, namun beberapa kali kudanya jatuh terjungkal. Suraqah yang berniat membunuh Nabi Saw. terjatuh, hingga ditolong oleh Nabi Saw. Suraqah menyadari kesalahannya, dia meminta diampuni dan menyatakan masuk Islam.

Pada hari ketiga, hari Kamis, tibalah Nabi Saw. di Desa Quba, selama beberapa hari di sana, Nabi sempat mendirikan sebuah masjid. Itulah masjid pertama kali yang dibangun dalam sejarah Islam. Sampai hari ini dikenal dengan Masjid Quba.

Pada hari Jum'at, di Quba Nabi Muhammad Saw. bertemu kembali dengan Sayyidina Ali bin Thalib yang menyusulnya. Di sini pula lah Nabi menerima keislaman Salman al- Farisi; seorang pemeluk agama Kristen yang berasal dari Persia. Selama 4 hari hari di Quba, Nabi dan para sahabat melanjutkan perjalanan memasuki Kota Yasrib.

Sebelumnya, Nabi ditemui oleh Zubair bin Awwam yang ketika itu berusia 21 tahun yang membawakan jubah putih agar dikenakan Nabi Saw. saat memasuki kota Yasrib. Perjalanan hijrah Nabi berlangsung selama 14 hari, meski biasanya sudah bisa sampai dalam

 waktu perjalanan 10 hari, disebabkan Nabi bertahan di gua Tsur selama 3 hari. Para penduduk di Madinah selalu menunggu kedatangan Nabi Saw. di sebuah tempat bernama Harrah; di sebuah perbukitan batu hitam yang memungkinkan bisa melihat rombongan Nabi dari kejauhan.

Tepat pada hari Senin, 16 Rabiul Awwal atau bertepatan 20 September 622 M, disambut suka cita oleh segenap penduduk Yasrib dengan sambutan tabuhan gendang rebana disertai syair "Thala'al badru 'ala'ina" Nabi Saw. memasuki kota Yasrib. Kedatangan Rasulullah Saw. di Yasrib diperebutkan oleh penduduk kaum muslimin, mereka berebut menarik tali kekang unta beliau untuk mengajak Rasulullah bertempat tinggal di rumah mereka.

Namun, Rasulullah meminta biarlah untanya sendiri yang menentukan dimana beliau bertempat tinggal. Unta yang ditunggangi oleh Rasulullah, akhirnya berhenti di pekarangan rumah Abu Ayyub al-Anshari. Di sanalah Rasulullah, memulai bertempat tinggal beberapa bulan, sebelum akhirnya beliau membangun masjid Nabawi dan beberapa kamar untuk beliau tinggali di atas sebuah tanah yang dibeli dari kakak beradik yatim piatu di Yasrib tersebut.

Tak lama kemudian, Rasulullah mengubah nama Yasrib menjadi nama baru "Madinah al-Munawwarah" yang artinya "Kota Baru yang Bersinar". Kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menjadikan peristiwa hijrah pada tahun 622 H atau bertepatan 20 September 622 M inilah yang dijadikan sebagai momentum awal tahun baru Islam 1 hijriyyah dalam penanggalan umat Islam hingga hari ini.

1.       Pengertian Hijrah

Kata Hijrah berasal dari Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan diri dan berpindah tempat. Adapun Seseorang bisa dikatakan hijrah jika telah memenuhi dua syarat, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju          (tujuan).              Kedua-duanya  harus     dipenuhi              oleh       seseorang                yang      berhijrah. Meninggalkan segala segala hal yang buruk, negatif, kondisi yang tidak kondusif menuju keadaan yang lebih baik, positif dan kondisi yang kondusif dalam menegakkan ajaran Allah. Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam. Secara garis besar hijrah terdiri dari dua macam yaitu:

 

1.       Hijrah Makaniyah

Hijrah Makaniyah yaitu meninggalkan suatu tempat. Selama masa kenabian, peristiwa Hijrah Makaniyah telah terjadi 3 kali, yaitu:

a.       Hijrah ke Habasya

Hijrah ke Habasya sebagai hijrah pertama adalah Hijrah yang dilakukan oleh sebagian sahabat Nabi Saw. Mereka meninggalkan Mekah menuju ke Habasyah (Abbesinia, Ethiopia) dalam rangka mencari tempat yang lebih aman (suaka politik), karena di Mekah kaum musyrikin terus melakukan tekanan, intimidasi, dan tribulasi kepada para pengikut Nabi Saw.

b.      Hijrah ke Thaif

 Hijrah ke Thaif sebagai hijrah kedua adalah hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. setelah Abu Thalib paman dan sekaligus penjamin beliau telah wafat, maka kaum musyrikin semakin berani mengintimidasinya terhadap diri beliau Nabi Muhammad Saw. Lalu Nabi Muhammad meninggalkan Mekah menuju ke Thaif. Namun setelah sampai di Thaif, ternyata Nabi Saw justru diusir oleh para penduduknya.

c.       Hijrah Ke Madinah (Yasrib)

Hijrah yang ketiga adalah hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Dan para shahabatnya. Hijrah ke Yasrib yang diubah namanya menjadi Madinah, memberikan harapan besar kepada masa depan dakwah Islam. Rasulullah Saw bersama para sahabatnya berhijrah dari Mekah ke Yasrib – yang belakangan kemudian diubah namanya oleh Nabi Saw menjadi Madinah. Hijrah ini dilakukan pada tahun ke-13 kenabian (622 M).

 2.       Hijrah Maknawiyah

Hijrah maknawy pengertianya ditegaskan oleh Nabi Muhammad Saw dalam haditsnya;

“Seorang muslim adalah seseorang yang menghindari menyakiti muslim lainnya dengan lidah dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua apa yang dilarang oleh Allah.” (Shahih Al Bukhari, Kitabul Iman, Bab 4 Hadits No 10)

Secara maknawiyah hijrah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

a.       Hijrah I’tiqadiyah.

Hijrah I’tiqadiyah Yaitu hijrah keyakinan, Iman mengalami proses naik dan turun, kuat dan lemah. Terkadang Iman bercampur dengan kemusyrikan dan terkadang Iman berada dalam kemurnian. Maka hijrah kenyakinan mesti dilakukan bila kenyakinan berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan.

b.      Hijrah Fikriyah

Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya pemikiran. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia tanpa batas. Berbagai informasi dan pemikiran dari belahan bumi bisa diperoleh di dunia maya dengan mudah. Maka hijrah fikriyah mesti dilakukan dalam rangkan meninggalkan pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

c.       Hijrah Syu’uriyyah

Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan dan kesukaan. Diri manusia sering terpengaruhi oleh kesenangan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Mereka lupa akan kewajiban-kewajiban yang diperintah oleh Allah dan Rosulnya. Maka Hijrah Syu’uriyyah mesti dilakukan ketika hati manusia cenderung kepada kesenangan yang tidak sesuai Islam.

d.      Hijrah Sulukiyyah.

Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juga akhlaq. Akhlak mengalami perubahan berdasarkan perubahan nilai yang ada di masyarakat. Perubahan nilai dapat menggeser akhlaqul karimah ke arah akhlaqul sayyi’ah. Sehingga tidak aneh jika bermuculan berbagai tindak moral dan asusila di masyarakat. Maka hijrah Sulukiyah mesti dilakukan ketika akhlak yang tercela berkembang dan menyebar di lingkungan sekitar.

Peristiwa Hijrah menjadi nama kalender Islam yang ditetapkan pertama oleh Khalifah Umar bin Khatab Ra., sebagai jawaban atau surat gubernur Abu Musa Al-As’ari. Khalifah Umar menetapkan Tahun Hijriyah untuk menggantikan penanggalan yang digunakan bangsa Arab sebelumnya. Khalifah Umar memilih peristiwa Hijrah sebagai kalender Islam, karena Hijrah Rasulullah aw dan para sahabat dari Mekah ke Madinah merupakan peristiwa paling monumental dalam perkembangan dakwah.

2.       Faktor Nabi Muhammad Melakukan Hijrah Ke Madinah

Setelah wafatnya Abu Thalib dan Siti Khadijah Ancaman dari Kafir Quraisy semakin keras terhadap Nabi Muhammad Saw. Para Pemimpin Quraisy merupakan penentang yang paling gigih. Menurut mereka, kebangkitan Islam identik dengan kehancuran posisi sosial politik mereka. KebangSawanan mereka akan hilang dan hancur karena Islam mengajarkan persamaan derajat manusia. Hal ini juga yang menyebabkan Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah. Hijrah dianggap sebagai alternatif perjuangan untuk menegakkan ajaran Islam.

Ada beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad Saw. memilih Yasrib sebagai tempat hijrah umat Islam. Faktor-faktornya antara lain:

1.       Yasrib adalah tempat yang paling dekat.

2.       Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek Nabi, Abdul Muthalib beristerikan orang Yasrib. Di samping itu, ayahnya dimakamkan di sana.

3.       Penduduk Yasrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti dan sifat- sifatnya yang baik.

4.       Bagi diri Nabi sendiri, hijrah merupakan keharusan selain karena perintah Allah Swt. Menurut syekh al-Khudari Hijrah adalah sunnah para Nabi sebelumnya, tidak seorang

Nabi pun dari mereka, melainkan ia tinggalkan negeri kelahiranya. Mulai Nabi Ibrahim, nabi Musa, nabi Isa dll mereka juga mengalami proses hijrah. Masih menurut al-Khudhari hikmah besar dari hijrah ini adalah seandainya Islam tersebar di Mekah, niscaya para pembenci Islam akan mengatakan sesungguhnya orang Quraisy menginginkan kerajaan Arab sehingga mereka menunjuk salah seorang dari mereka dan menganjurkan supaya ia mengaku nabi sehingga menjadi perantara unuk mencapai keinginan mereka.

3.       Reaksi Kafir Quraisy terhadap Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah

Ketika tokoh dan masyarakat Kafir Quraisy mendengar keinginan dan Persiapan Nabi Muhammad akan pergi meninggalkan kota Mekah menuju yasrib, mereka melakukan pertemuan di Darun Nadwah. Pertemuan tersebut terjadi pada hari kamis 26 shafar tahun ke 14 kenabian bertepatan pada tanggal 12 september 622 M. Dihadiri oleh seluruh suku Quraisy. Pertemuan bertujuan, antara lain mengatur strategi menghalangi dan membunuh nabi Muhammad. Hal ini membuat nabi segera memerintahkan umat Islam untuk hijrah ke Yasrib. Dalam waktu dua bulan, hampir semua umat Islam kurang lebih 150 orang, telah meninggalkan kota Mekah. Hanya Ali dan Abu Bakar tetap tinggal di Mekah bersama nabi.

Dari hasil pertemuan di Darun Nadwah ada beberapa usulan terkait tindakan yang akan mereka terapkan kepada nabi Muhammad, diantaranya :

1. membiarkan beliau sampai hijrah ke Madinah dengan sendirinya.

2. memenjarakannya.

3. menghilangkan nyawanya.

Pada awalnya mereka memutuskan untuk membiarkan Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Tapi keputusan ini tidak akan dapat memecahkan masalah. Karena kepergian Nabi Muhammad Saw. dari Mekah boleh jadi akan menyiapkan kubu Yasrib (Madinah) untuk memerangi mereka. Jika mereka memilih kedua yaitu memenjarakannya, akan memicu Umat Islam untuk membebaskannya.

Maka mereka memutuskan untuk menghilangkan nyawa Rasulullah Saw. Dengan setiap suku di wakili para pemuda kekar, mana kala Nabi Muhammad keluar mereka akan memukul secara bersamaan yang berarti tanggung jawab penghilangan nyawa ini akan

 

dipikul oleh seluruh suku. Sehingga ketika bani abdi manaf ingin menuntut balas maka tidak bisa menuntut semua. Sampai pada suatu malam, para algojo menyerang rumah Rasulullah dan hendak membunuh beliau Saw. Pada saat itulah malaikat pembawa wahyu turun, mengabarkan rencana kafir Quraisy kepada Rasulullah Saw sebagaimana yang

dinyatakan dalam al-Qur’an,


  “Dan (ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya-upaya untuk menangkap dan memenjarakanmu, membunuhmu, atau mengusirmu (dari Mekah).  Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik- baik pembalas tipu daya.” (Qs. Al-Anfal [8]:30)

Pada saat itulah, Nabi Muhammad mendapat perintah untuk hijrah. Beliau keluar dari rumah secara diam-diam. Berbagai usaha kafir Quraisy untuk  mencegah  Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah. Pada akhirnya usaha mereka tidak mendapatkan hasil. Nabi Muhammad Saw menjalankan hijrah dengan rencana, sejak Persiapan sampai pelaksanaan. Akhirnya, Nabi Muhammad Saw samapai ke Yasrib dengan selamat.

Setelah Nabi Muhammad Saw. meninggalkan Mekah, kafir Quraisy tidak menyiksa keluarganya karena 2 alasan:

1. Ketika kafir Quraisy mengetahui bahwa nabi Muhammad Saw telah keluar dari Mekah dan rencana mereka telah gagal, mereka menyeret Ali bin Abi Thalib ke Masjid al- Haram. Mereka baru membebaskan Ali bin Abi Thalib setelah menghajarnya

2. Tujuan kafir Quraisy hanya satu, yaitu membunuh Nabi Muhammad Saw. Karena mereka menganggap bahwa satu-satunya cara memadamkan Islam adalah dengan membunuh nabi Saw. Karena itu, mereka tidak ada urusan dengan orang lain dan mereka tidak mau bentrok dengan orang lain selain beliau Nabi Muhammad Saw.

Sedangkan alasan kafir Quraisy tidak menyiksa Umat Islam setelah Nabi Saw hijrah adalah:

1. Mayoritas Umat Islam telah hijrah sebelum Rasulullah Saw. Karena sebab utama rencana pembunuhan Rasulullah Saw karena hijrah besar-besaran yang dilakukan umat Islam ke Madinah dan tersebarnya Islam di kota tersebut.

2. Umat Islam yang berasal dari Mekah (Quraisy) memiliki sanak saudara dan kerabat di Mekah. Hubungan kekerabatan menjadi penghalang mereka menggangu dan menyakiti umat Islam. Kafir Quraisy takut terhadap suku dan kabilah seorang Muslim, mereka menghindar untuk tidak menyakitinya.

4.       Proses Hijrah Nabi Muhammad Ke Madinah

Ketika kafir Quraisy mengetahui adanya perjanjian antara Nabi dan orang-orang Yasrib, mereka semakin keras menyiksa umat Islam. Hal ini membuat Nabi memerintahkan umat Islam di Mekah berhijrah ke Yasrib. Sehingga Umat Islam semuanya telah hijrah ke Madinah, kecuali Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib. Keduanya menemani Nabi Muhammad Saw sampai mendapat perintah dari Allah Swt untuk berhijrah ke Madinah. Nabi Muhammad telah mempersiapkan hijrah hampir dua bulan dengan perencanaan yang matang. Beliau menyiapkan rencana dengan melihat situasi dan kondisi di kota Mekah. Peristiwa hijrah adalah strategi yang luar biasa yang diperhitungkan dengan matang mengenai waktu, pemilihan orang-orang yang bisa dipercaya dan profesioanal. Adapun proses hijrah nabi Muhammad dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a.       Ali Menggantikan Nabi Muhammad di Tempat Tidurnya

Kafir Quraisy berencana membunuh Muhammad untuk mencegah nabi Saw hijrah ke Madinah. Pada saat itu umat Islam di Mekah tinggal sedikit. Sebelum turun perintah hijrah kepada nabi Muhammad, beliau sudah meminta Abu Bakar untuk menemaninya. Setelah itu, Abu Bakar menyiapkan dua ekor untanya yang diserahkan pemeliharaannya kepada Abdullah bin Arqayat sampai nanti tiba waktunya diperlukan. Ketika turun perintah hijrah dari Allah Swt, Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar meninggalkan Mekah secara diam-diam untuk hijrah ke Madinah.

Malam itu adalah malam Persiapan Quraisy untuk melaksanakan keputusan mereka untk membunuh Rasulullah. Mereka berkumpul disekeliling pintu rumah, sedang Nabi Muhammad berada di dalamnya ketika tiba waktunya Nabi keluar, Nabi memerintahkan putra pamannya, Ali bin Abi Thalib untuk berbaring ditempat tidur Nabi Muhammad dengan memamakai selimut yang sering dipakai Nabi.

Mereka terus mengintip dari celah-celah pintu untuk mengetahui keberadaanya.

Saat Nabi keluar melewati para pemuda Quraisy sambil membaca:


Artinya Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat (Yasin;9).

Maka Allah menidurkan mereka sehingga tidak ada seorangpun yang melihatnya.

  b.      Gua Tsur

Setelah Nabi keluar terus berjalan hingga bertemu dengan Abu Bakar as-Siddiq sesuai dengan dengan yang direncanakanya. Nabi Muhammad dan Abu Bakar melakukan perjalanan pergi ke Madinah melalui arah selatan dalam rangka mengelabui kafir Quraisy. Mereka berdua menetap di dalam gua Tsur pada hari Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Gua Tsur terletak di Jabal Tsur yang berjarak lima kilometer sebelah selatan Kota Mekah.

Setelah orang-orang Quraisy menyadari akan tipu daya mereka dan mereka sadar mereka hanya menjaga Ali, maka mereka marah dan membawa Ali ke Masjidil haram dan menyiksanya setelah puas mereka melepaskan Ali. Lalu mereka mengirim orang- orang untuk mencari Nabi Muhammad di segala penjuru. Mereka menjanjikan hadiah bagi siapa yang bisa menangkap Nabi Muhammad dengan hadiah seratus unta.

Selama berada di gua Tsur, Nabi Muhammad telah merencakan secara matang untuk mengamankan proses hijrahnya, untuk membantu kelancaran proses hijrah Nabi dibantu orang-orang yang bisa dipercaya, diantaranya:

a.       Abdullah bin Abu Bakar pemuda yang cerdas mendatangi gua setiap malam dan menyampaikan berita tentang rencana dan kegiatan kafir Quraisy. Sebelum fajar ia sudah kembali ke Mekah sehingga seolah-olah ia selalu berada di Mekah.

b.      Amar bin Fuhairah adalah mantan budak Abubakar, dia bertugas menghapus jejak-jejak kaki Abdullah dan Asma dengan menggiring domba-domba gembalaannya ke dalam gua pada malam hari sehingga Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar bisa minum susu domba. Amar menggiring kembali domba- dombanya ke Mekah sebelum fajar setelah Abdullah bin Abu Bakar kembali ke Mekah, agar jejak kaki Abdullah terhapus oleh jejak domba-domba itu.

c.       Asma binti Abu Bakar adalah wanita yang bertugas menghantarkan makanan. Selalu menghantarkan makan kepada Nabi Muhammad dan Abu Bakar saat malam tiba saat itu Asma sedang hamil 5 bulan. Jadi orang Quraisy tidak curiga karena orang hamil pasti mungkin melakukan perjalanan jauh.

d.      Abdullah bin Arqayat, seorang kafir yang dapat dipercaya dan bekerja sebagai pemandu yang diupah oleh Abu Bakar datang ke gua Tsur, setelah hari ke-tiga, membawa dua ekor onta.

 Pada waktu itu Abu Bakar menawarkan satu dari unta itu kepada Nabi Saw. sebagai hadiah. Namun beliau Nabi Muhammad Saw. memaksa membeli unta itu. Abu Bakar pun akhirnya bersedia menerima pembayaran sebesar empat ratus dirham. Unta dikenal sebagai unta Nabi Saw. yang dinamai Quswa. Dan saat waktu yang aman karena pencarian berhenti maka mereka berdua memulai perjalanan menuju Madinah dengan dipandu oleh Abdullah bin Arqayat.

 c.       Suraqah dan Pengejaranya Terhadap Nabi Muhammad

Setelah Nabi Muhammad tidak ada di rumah dan sudah keluar dari Mekah, maka Kafir Quraisy mengadakan sayembara dengan hadiah seratus ekor unta bagi orang yang dapat menyerahkan Nabi Muhammad Saw. Ketika suraqah berada di majeleis kaumnya bani Mudlaj, tiba-tiba datang salah seorang dari mereka dia berkata: tadi aku melihat bayang-bayang orang di pantai, saya kira itu Muhammad dan rombonganya. mereka yakin itu adalah Muhammad dan sahabatnya. Suraqah bin Malik bin Ju’syum, salah seorang dari Quraisy, juga ingin memperoleh hadiah seratus ekor unta. Tetapi ia ingin memperoleh hadiah seorang diri saja. Ia mengelabui orang-orang dengan mengatakan bahwa itu bukan Muhammad tapi Fulan bin fulan yang sedang mencari untanya yang hilang. Tetapi diam-diam ia menyuruh pembantunya untuk menyiapkan kuda dan perlengkapannya. Ketika tidak ada orang yang melihatnya, ia segera memacu kendaraannya ke pesisir yang ditunjukkan orang tersebut. Suraqah mengendarai kuda yang cepat, sehingga ia bisa mengejar rombongan hijrah Nabi Saw. tersebut dan jaraknya semakin dekat. Nabi Saw tetap tenang, sementara Abu Bakar yang duduk di boncengan unta Nabi Saw. terlihat cemas dan berkali-kali melihat ke belakang.

Setelah suraqah sudah semakin dengan Nabi, maka terplesetlah kudanya dan suraqah terjatuh lalu ia bangkit lagi dan menaiki kudanya lalu perlahan mengejar Nabi setelah dekat tersungkurlah kuda suraqah yang mengakibatkan jatuhnya suraqah, masih belum puas suraqah bangkit lagi dan mengejar Nabi setelah dekat tiba-tiba kaki kuda bagian depan milik suraqah amblas kedalam tanah hingga mencapai batas lutut kuda tersebut, maka jatuhlah dirinya. Kemudian dia menghentakkan kudanya hingga bangkit, begitu kuda itu mengeluarkan kakinya dari tanah tiba-tiba keluarlah debu yang membumbung tinggi dari situ maka sadarlah Suraqah bahwa orang yang dikejarnya bukanlah orang sembarangan.

Setelah berhasil membebaskan kudanya dan tidak ada lagi niat untuk menangkap atau membunuh Nabi Muhammad Saw., ia berhasil mendekati rombongan beliau dan memanggilnya. Setelah berhadapan dengan Nabi Saw., ia meminta maaf dan memohon untuk tidak diapa-apakan. Ia juga menawarkan untuk memberikan perbekalan yang dibawanya. Nabi Muhammad memaafkannya tetapi menolak pemberiannya, hanya saja beliau meminta untuk merahasiakan pertemuannya itu.

Sesaat kemudian Nabi berkata pada Suraqah, "Wahai Suraqah, bagaimana perasaanmu jika engkau memakai dua gelang Kisra?" “Kisra bin Hurmuz?" Suraqah tercengang tak mengerti. Nabi tersenyum memandang ekspresi Suraqah, tetapi beliau tidak menjelaskan lebih lanjut. Kemudian beliau meninggalkannya meneruskan perjalanan hijrah.

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, datang ghanimah dari Persia yang telah dikalahkan pasukan muslim. Umar teringat akan kisah Nabi Muhammad bersama Suraqah, ia mencari dua gelang Kisra di antara tumpukan ghanimah. Setelah ditemukan, Umar memanggil Suraqah dan berkata, "Pakailah dua gelang ini, naiklah ke mimbar dan angkat tanganmu, lalu katakan: “Maha benar Allah dan Rasul-Nya."

d.      Masjid Quba'

Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar sampai di Quba’, setelah menempuh perjalanan 7 hari sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Beliau tinggal di Quba’ selama beberapa malam. Beliau juga membangun Masjid dan merupakan Masjid pertama dalam sejarah Islam. Beliau tinggal di Quba’ selama empat hari. Pada Jum’at pagi beliau berangkat dari Quba’ menuju ke Madinah. Ketika sampai di perkampungan Bani Salim bin Auf, waktu shalat Jum’at tiba. Nabi Muhammad melaksanakan shalat jumat disana. Inilah Jum’at dan khutbah yang pertama dalam Islam.

e.      Tiba di Madinah

Setiba nabi Muhammad Saw. di Madinah, program pertama beliau adalah menentukan tempat di mana akan dibangun Masjid. Beliau melepaskan untanya dan menetapkan tempat berhenti untanya sebagai masjid. Ternyata untanya berhenti di tanah milik dua orang anak yatim. Maka Nabi Saw. minta keduanya untuk menjual tanahnya. Namun keduanya ingin memberikan tanahnya sebagai hadiah. Tapi Nabi Saw. tetap ingin membayar harga tanah itu sebesar sepuluh dinar. Dan Abu Bakar menyerahkan uang kepada mereka berdua.

Nabi Muhammad Saw. tinggal di rumah Abu Ayyub al Anshari sampai selesai pembangunan Masjid Nabawi dan tempat tinggal beliau. Seluruh sahabat bersama Nabi

 Saw. ikut membangun Masjid Nabawi, sebagaimana mereka melakukan bersama-sama

dalam pembangunan Masjid Quba’.

Beberapa hari kemudian, istri Nabi Muhammad; Saudah Ra, dua putri beliau Fatimah Ra. dan Ummu Kulsum, Usamah bin Zaid, ‘Aisyah dan Ummu Aiman juga menyusul hijrah ke Madinah dibawah kawalan Abdullah bin Abu Bakar. Adapun putri beliau seorang lagi, Zainab, baru diijinkan hijrah ke Madinah setelah terjadi peperangan Badar.

Di Madinah, Rasulullah Saw. memanjatkan doa

 

Artinya: Ya Allah, berkahilah buah-buahan kami, berkahilah kota kami, berkahilah Sha' kami, & berkahilah Mud kami. Ya Allah, Nabi Ibrahim adl hamba-Mu & kekasih-Mu. Sedangkan aku adl hamba & Nabi-Mu. Dia berdo'a kepada-Mu bagi kemakmuran Mekah, & aku berdo'a kepada-Mu bagi kemakmuran Madinah, seperti Ibrahim mendo'akan kota Mekah (HR. Muslim :2437)

 

No comments:

Post a Comment

APAKAH MASYARAKAT MADINAH RESPON DENGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW ?

RESPON PADA DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW. DI MADINAH Untuk memperluas wawasan tentang Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Nabi Muhammad ...