Friday, August 7, 2020

LANJUTAN MATERI DAULAH ABBASIYAH

 KEMAJUAN  PERADABAN  DAN  KEBUDAYAAN  ISLAM  MASA  DAULAH ABBASIYAH


Daulah  Abbasiyah  yang  berkuasa  selama  lima  setengah  abad,  adalah  salah  satu pemerintahan dalam sejarah Islam yang sangat mementingkan usaha   perkembangan peradaban Islam. Telah banyak prestasi yang ditorehkan oleh Daulah Abbasiyah, dari perluasan wilayah, pengembangan ilmu pengetahuan hingga seni bangunan arsitektur.

 a.   Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Periode awal pemerintahan, Daulah Abbasiyah memiliki   khalifah-khalifah   yang   memiliki   perhatian besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, seperti Khalifah Abu Ja’far Al-Mansyur. Dikenal sebagai seorang khalifah yang cinta ilmu pengetahuan, sehingga harta dan kekuasaaanya dimanfaatkan untuk pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Pada periode inilah landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan disiapkan. Khalifah Abu Ja’far Al-Mansyur secara langsung meminta kepada para ilmuan untuk secara serius   mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya  untuk kemaslahatan ummat manusia. Kerjasama yang apik antara ilmuan dan pemerintah melahirkan para ilmuan muslim dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Kedokteran, Filsafat, Kimia, Botani, Astronomi, Matematika, dan lain-lain.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat, yaitu ;

1. Terjadinya  asimilasi  budaya,  bahasa,  pengetahuan  antara  bangsa  Arab  dengan bangsa lainnya.

2. Gerakan penerjemahan berbagai ilmu pengetahuan dari bahasa asalnya ke bahasa Arab. Gerakan penerjemahan ini berlangsung sejak Khalifah Abu Ja’far Al- Mansyur  hingga  Khalifah  Harun  Ar-Rasyid.  Buku-buku  klasik  Romawi  dan Yunani yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu filsafat, astronomi, farmasi, dan seni budaya dialihbahasakan dalam bahasa Arab.

3. Pendirian pusat studi dan kajian yang diberi nama  Baitul Hikmah. Tempat ini

bukan saja hanya menjadi pusat studi orang-orang di wilayah Baghdad, tapi hampir

4. Pembentukan  Majelis  Munadzarah  pada  masa  Khalifah  Abdullah  Al-Makmun menjadi pusat kajian yang mengupas segala persoalan hukum keagamaan.

 b.  Penertiban Administrasi Pemerintahan

Usaha  membangun  peradaban  emas  juga  terjadi  pada  bidang  administrasi pemerintahan Daulah Abbasiyah.

  Pengangkatan Wazir (Perdana Menteri) yang bertugas membantu khalifah dalam menjalankan roda pemerintahan. Wazir dibantu oleh beberapa departemen ;

1.   Diwanul Kharij ; Departemen Luar Negeri

2.   Diwanul Ziman ; Departemen Pengawasan Urusan Negara

3.   Diwanul Jundi ; Departemen Pertahanan dan Keamanan

4.   Diwanul Akarah ; Departemen Tenaga Kerja dan Pekerjaan Umum

5.   Diwanul Rasa’il ; Departemen Pos dan Telekomunikasi.

 Pengangkatan Ra’isul Kitabah (Sekretaris Negara) yang memimpin Diwanul Kitabah (Sekretariat Negara). Dalam menjalankan tugasnya Ra’isul Kitabah dibantu oleh lima orang Katib (Sekretaris), yaitu :

1. Katib Rasa’il ; sekretaris bidang persuratan

2. Katib Kharraj ; sekretaris bidang perpajakan dan kas negara

3. Katib Jundi ; sekretaris bidang kemiliteran, pertahanan dan kemanan

4. Katib Qada ; sekretaris bidang hukum dan perundang-undangan

5. Katib Syurtah ; sekretaris bidang kepolisian dan keamanan sipil

  Pengangkatan kepala daerah untuk menjaga daerah wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah yang dipimpin oleh gubernur (Amir). Untuk memudahkan kordinasi pemerintah pusat dan daerah, di bawah gubernur dibentuk pemerintah desa (Qaryah) yang dipimpin oleh Syaikhul Qaryah (Kepala Desa).

  Pembentukan  Mahkamah  Agung,  yang  menangani  beberapa  bidang  hukum, seperti ;

1. Al-Qadi ; mengadili perkara agama, hakimnya disebut Qadi

2. Al-Hisbah ; mengadili perkara umum, baik pidana maupun perdata, hakimnya disebut Al-Mustahsib

3. An-Nazar fil Mazalim ; pengadilan tingkat banding setelah dari pengadilan Al- Qadi atau Al-Hisbah, hakimnya disebut Sahibul Mazalim.

c. Politik dan Militer

  Bidang Politik

Dalam bidang politik Daulah Abbasiyah menjalan hubungan persahabatan yang baik dengan negara-negara lain, diantaranya:

1.       Menjalin kerjasama politik dengan Raja Frank di sebagian wilayah Andalusia (Spanyol). Tujuannya adalah, untuk mengantisipasi meluasnya pengaruh Daulah Umayyah

2.       Menjalin  hubungan  dengan  Afrikan  Barat.  Tujuannya  adalah,  menambah kekuatan dan keuasaan Abbasiyah di Baghdad, Irak.

  Bidang Militer

Daulah  Abbasiyah  pernah  mencapai  profesionalisme  militer  yang  terjadi  pada periode pertama dan periode kedua pemerintahannya. Sekitar 100 tahun lamanya

kebijakan politik dan militer sepenuhnya mandiri ditangan para khalifah Daulah

Setidaknya  ada  empat  periode  kepemimpinan  Daulah  Abbasiyah  dalam mewujudkan kemandirian politik dan militer :

1.       Periode pertama (750-847 M), kebijakan militer yang diambil pada periode ini merupakan usaha para khalifah dalam memberikan landasan pemerintahan yang tangguh dan militer yang kuat.

2.        Periode kedua (847-946 M), periode ini kebijakan politik dan militer Daulah Abbasiyah banyak dipengaruhi oleh orang-orang Turki. Hal ini mengakibatkan banyak  orang  Turki  yang  menduduki  posisi  penting  dalam  jabatan  militer Daulah Abbasiyah. Orang-orang Turki yang banyak menduduki posisi penting itu tidak dapat dikendalikan, mereka mampu mengontrol kekuasaan bahkan banyak gubernur dan panglima tentara yang menyatakan diri sebagai khalifah. Dari sini tanda-tanda perpecahan dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah mulai tampak.

3.       Periode ketiga (946-1094 M), munculnya kekuatan politik dari Bani Buwaihi yang   beraliran   Syiah.   Mereka   dapat   mengontrol   pemerintahan   Daulah Abbasiyah, bahkan mampu menekan khalifah Abbasiyah saat itu khalifah Al- Mustakfi. Agar menjadikan Ahmad Buwaihi sebagai Amirul ‘Umara (Panglima Tentara).  Sejak  saat  itu  khalifah  Daulah  Abbasiyah  tidak  lagi  memiliki kekuasaan penuh, karena roda pemerintahan dipengaruhi oleh dominasi Bani Buwaihi.

4.       Periode keempat (1094-1258 M), pemerintahan Daulah Abbasiyah di bawah kendali orang-orang Seljuk dari Turki. Mereka mampu menghilangkan dominasi Bani  Buawaihi  yang berkuasa lama dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah. Selama  periode  inilah,  Bani  Seljuk  berhasil  mengambil  alih  kekuasan  dan jalanya roda pemerintahan dari tangan khalifah. Roda pemerintahan Daulah Abbasiyah tidak lagi berada di tangan khalifah yang sah, para khalifah Daulah Abbasiyah hanya diperkenankan mengurusi persoalan-persoalan agama. Kekhalifahan Daulah Abbasiyah hilang di tahun 1258 M saat tentara Mongol yang dipimpin Hulagu Khan memorak-porandakan kota Baghdad sebagai pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah.

yang dipimpin Hulagu Khan memorak-porandakan kota Baghdad sebagai pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah.

 

 

APAKAH MASYARAKAT MADINAH RESPON DENGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW ?

RESPON PADA DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW. DI MADINAH Untuk memperluas wawasan tentang Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Nabi Muhammad ...