DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEKAH
2. Permulaan Dakwah Nabi Muhmmad Saw.
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ
خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ
عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ
.
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. AlAlaq [96];1-5)
Setelah Jibril hilang, maka Muhammad pulang ke rumahnya, maka beliau
menceritakan apa yang baru dialaminya kepada istrinya Khadijah. Sambil badannya
menggigil meminta untuk diselimuti. Nabi berkata: “selimutilah aku” supaya
hilang kegemetaranya. Setelah mereda, Khadijah mengajak Muhammad Saw. Pergi ke
rumah Waraqah bin Naufal, anak pamannya yang telah memeluk agama Nasrani di
zaman jahiliyah. Ia ahli kitab dia menulis kitab berbahasa ibrani dan menulis
injil kedalam bahasa ibrani, saat itu waraqah sudah tua renta dan buta.
Setelah Khadijah menceritakan tentang apa yang menimpa suaminya,
Waraqah berkata, “demi Tuhan
yang menguasai jiwaku
dalam genggamanya, sungguh
engkau adalah Nabi umat ini. Telah datang kepadamu Namus (Malaikat
Jibril) yang pernah datang kepada Nabi Musa. Sungguh kaummu akan mendustakanmu,
mengganggu dan mengusirmu”.
Mendengar penjelasan dari Waraqah, Nabi Muhhamad sedikit tenang,
karena masih heran dengan ucapan Waraqah bahwa ia akan dimusuhi dan diusir dari
tempat kelahiranya oleh kaumnya, karena beliau tahu mereka mencintainya sebagai
orang yang memiliki budi pekerti
mulia dan suka
berkata benar sehinggga
mereka menamainya al-Amin. Terus Waraqah menjelaskan tidaklah
seseorang membawa agama yang engkau bawa, melainkan ia dimusuhi. Sebagai wujud
pembenaran Waraqah terhadap risalah rasul yang mulia Muhammad, Waraqah berkata
jika aku mendapati harimu (masih hidup) aku akan menolongmu dengan pertolongan
yang kuat.
Setelah turunya wahyu
yang pertama, pertanda
Muhammad telah dipilih
Allah seabagi nabi dan rasulnya. Setelah itu tidak turun wahyu lagi
selama beberapa hari, para sejarawan bersepakat lamanya wahyu pertama dan kedua
adalah 40 hari. Dalam keadaan rindu dan berharap-harap cemas kemudian Jibril
datang kembali dengan membawa wahyu
yang kedua yaitu Surah Al-Mudassir: 1-7
يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ قُمۡ فَأَنذِرۡ
وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ وَلَا تَمۡنُن
تَسۡتَكۡثِرُ وَلِرَبِّكَ فَٱصۡبِرۡ
Artinya : Hai
orang yang berkemul
(berselimut). bangunlah, lalu
berilah peringatan. dan Tuhanmu
agungkanlah. dan pakaianmu
bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan
janganlah kamu memberi
(dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan
untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah
Semenjak turunya wahyu ini yang di ikuti dengan wahyu-wahyu
berikutnya, yaitu Surah Al Mudassir yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi
Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia. Mulailah beliau
berdakwah masyarakat terutama
keluarganya terdekatnya. Dakwah
ini dilakukan secara
sembunyi-sembunyi
berdasarkan QS. Asy Syuara’ 214-216:
وَأَنذِرۡ عَشِيرَتَكَ ٱلۡأَقۡرَبِينَ وَٱخۡفِضۡ
جَنَاحَكَ لِمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ فَإِنۡ عَصَوۡكَ فَقُلۡ إِنِّي
بَرِيٓءٞ مِّمَّا تَعۡمَلُونَ
Artinya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat. dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu
orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah:
"Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu
kerjakan" (QS. Asy Syuara’ 214-216)
Sejak itulah, mulailah Nabi Muhammad berdakwah kepada kerabatnya, para
kerabat itu adalah bani Hasyim, bani Al-Muttalib, bani Naufal dan bani Abd Syam
anak-anak Abdu Manaf. Ada yang
menerima, ada pula yang menolak dengan halus dan ada pula yang menolak dengan
kasar, seperti Abu Lahab. Ada dua paman Nabi Muhammad yang menolak dakwah nabi
yaitu Abu Thalib dan Abu Lahab. Keduanya
tidak mau melepaskan agama nenek moyangnya sampai meninggal dunia. Tapi
keduanya memiliki sikap yang berbeda terhadap dakwah Nabi. Abu Thalib
membiarkan Nabi Muhammad Saw menyebarkan dakwahnya, bahkan melindunginya dari
gangguan dan acamanan pembesar- pembesar Quraisy. Sedangkan Abu Lahab sangat
menentang dakwah Nabi, bahkan mengancam dan berniat membunuh Nabi Muhammad.
Allah mengabadikan cerita Abu Lahab di surat Al Lahab.
Pada masa periode awal ini, kerabat Nabi yang menerima dakwahnya
antara lain istrinya, Siti Khadijah, sebagai wanita pertama yang masuk Islam.
Lalu sepupunya, Ali bin Abi Thalib, sebagai orang yang pertama masuk Islam dari
Anak. Budaknya, Zaid bin Haritsah,
sebagai orang pertama masuk Islam dari hamba sahaya. Dan shahabatnya, Abu Bakar
Shiddiq, sebagai orang yang pertama masuk Islam dari laki-laki dewasa.
Selain mereka yang masuk Islam pada masa dakwah sembunyi-sembunyi
adalah Said bin Zaid Al-Adawi Al-Quraisy dan istrinya Fatimah binti Al-Khattab
saudara perempuan Umar dan ummu Al-Fadhl, Lubabah binti al-HaritsAl-Hilaliyah
istri Al-Abbas bin Abdul Muttalib dan Ubaidillah ibnul Harits bin Abdul
Muttalib bin Hisyam, Abu Salamah bin Abdullah bin Abdul Asad Al-Makhzumi
Al-Quraisyi putra bibi Rasulullah, Usman bin Madh’un beserta kedua saudaranya,
Al-Aqram bin Abil Arqam Al-Makhzumi Al-Quraisy.
Dakwah Nabi secara sembunyi-sembunyi ini berlangsung selama 3 tahun.
Beliau berjuang keras tanpa mengenal lelah, meski banyak ejekan dan gangguan
yang dijukan kepadanya dan para sahabatnya. Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini
berahir ketika turunlah perintah untuk berdakwah secara terang-terangan. Firman
Allah surat Al Hijr 94 yang memerintahkan berdakwah secara terang-terangan.
فَٱصۡدَعۡ
بِمَا تُؤۡمَرُ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
Artinya : Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik
Selama 13 tahun di Makkah (610-622 M), Nabi Muhammad menerima wahyu
dari Allah yang turun secara berangsur-angsur. Surat-surat yang diturunkan
selama Nabi Muhammad di Makkah dinamakan surat Makkiyah yang meliputi 89 surat
dan 4.726 ayat.
Selama Nabi Muhammad
berdakwah di Makkah,
ada masalah-masalah yang menjadi perhatian dan PRIORITAS yang ingin dicapai oleh Nabi
Muhammad, masalah- masalah berikut:
Tantangan dalam berdakwah Nabi Muhammad masa di Makkah adalah
meluruskan akidah masyarakat Arab Jahiliyyah, yang mana mereka memiliki
kepercayaan berbagai tuhan (Polytheisme), seperti penyembahan berhala,
penyembahan bulan dan bintang, penyembahan jin, ruh, dan arwah nenek moyang,
dan ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Islam datang dengan membawa ajaran tauhid, penyembahan hanya kepada
Allah yang Maha Esa, tak beranak dan tak diperanakkan. Begitu juga yang
berkaitan dengan kebudayaan. Kebudayaan Arab pra Islam sangat dipengaruhi oleh
mitologi dan ajaran- ajaran sesat lainnya, sedang Islam membawa peradaban atau
kebudayaan baru berdasarkan petunjuk Allah dan Al-Qur’an.
Nabi Muhammad Saw
mendapat tugas mengajak
masyarakat Makkah untuk menyembah Allah
Saw, Tuhan yang
Maha Esa. Ajakan
Nabi Muhammad Saw
bertentangan dengan kondisi serta kebiasaan masyarakat masyarakat Makkah yang menyembah berhala.
c. Memberi Khabar Tentang hari
Pembalasan
Masyarakat Arab pra Islam tidak percaya kepada hari
kebangkitan, hari pembalasan,
sampai ada diantara mereka bertanya-tanya, mana mungkin tulang- belulang yang
sudah hancur dapat dibangkitkan dan dihidupkan kembali. Padahal Islam
mengajarkan dan memperingatkan kepada manusia, bahwa dunia ini hanya sementara
dan tempat yang abadi adalah akhirat.
Nabi Muhammad memprioritaskan dakwahnya
kepada ajakan untuk mempercayai adanya
hari pembalasan. Mereka
perlu menjaga kehidupannya
untuk selalu sesuai dengan aturan dan tuntutan Allah Saw. Setiap
kebaikan akan mendapat balasan kebaikan. Sebaliknya setiap kejahatan akan
mendapat balasan yang setimpal.Nabi Muhammad berusaha menyakinkan para
pengikutnya akan janji Allah bagi orang yang beriman.
Dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat Arab pra Islam terdapat pada
suatu tradisi yang melanggar etika (akhlak) dan hak asasi manusia: seperti
perjudian, minum –minuman keras, perampok, perzinahan dan perbuatan yang
melanggar hukum dan tantanan sosial masyarakat.
Sementara Islam selalu mengajarkan perbuatan
terpuji, seperti menolong sesama manusia, melarang melakukan fitnah,
mengambil hak orang yang bukan miliknya sendiri, melarang mabuk-mabukan,
melarang perzinahan, melarang penguburan bayi hidup-hidup, dan ajaran terpuji
lainnya.
Kondisi masyarakat Makkah
yang terkenal dengan
masa jahiliyyah, bukan mereka bodoh dalam intelektual, tapi
mereka bodoh dalam prilaku yang cenderung merusak tantanan sosial, dan tatatan
pribadi. Mereka terbiasa melakukan judi, pembunuhan dan meminum hamar.
Nabi Muhammad secara bertahap merubah prilaku-prilaku mereka sehingga
menjadi makhluk yang baik dan benar. Nabi Muhammad mencontohkan dalam
kehidupannya sehari-hari. Nabi Muhammad sudah terkenal dengan al-Amin sebelum
diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Masyarakat Makkah mengakui akan kebaikan dan
kejujuran Nabi Muhammad Saw. Al Quran mengabadikan akhlak Nabi Muhammad
dalam surat Al Qalam ayat 4.
وَإِنَّكَ
لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ
Artinya . dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung.
Di dalam kehidupan masyarakat Arab pra Islam terdapat tradisi
perbudakan. Memperbudak atau menjual belikan budak seperti berdagang dagangan
lainya. Dan perbuatan itu mereka lakukan tanpa penyesalan seolah tanpa dosa.
Sedangkan menurut ajaran Islam manusia itu sama derajatnya, hanya takwa yang
membedakan mereka. Kehadiran Islam justru untuk mengangkat martabat mereka yang
tertindas seperti para dhuafa dan fakir
miskin .Perbedaan inilah
pada akhirnya membawa
perbenturan dahsyat antara masyarakat Arab kafir dan mukmin di tanah
Arab Makkah.
Selain itu, status wanita dianggap sebagai aib keluarga. Kebiasaan
membunuh dan mengubur anak wanita
menjadi alat untuk menghilangkan aib keluarga.
Islam mengangkat derajat wanita dalam posisi yang tinggi dan terhormat.