Friday, August 21, 2020

MENGENAL DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEKAH BAGIAN 2

 DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEKAH

2.   Permulaan Dakwah Nabi Muhmmad Saw.

 Ketika Nabi Muhhamad Saw mencapai usia sempurna, yaitu 40 tahun, Allah SWT mengutusnya   sebagai   pembawa   berita   gembira   dan   pemberi   peringatan   untuk mengeluarkan mereka dari kebodohan yang gelap menjadi cahaya ilmu, yakni diangkat sebagai Nabi dan Rasul. Peristiwa itu terjadi di bulan juli tahun 610 M. Sebagaimana dijelaskan  oleh  Mahmud  Basya  ahli  falak  bahwa  peristiwa  itu  bertepatan  pada  17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijriyah. Beliau diangkat ketika sedang bertahanus di gua Hira, sebuah di Jabal Nur yang terletak beberapa kilometer sebelah utara kota Makkah. Tempat itu Nabi berusaha menenangkan diri dengan beribadah beberapa malam. Ibadah Nabi Muhammad mengikuti agama Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Setelah lebih kurang enam bulan Nabi Muhammad berkhalwat dan bertahhannus di gua Hira, maka tanggal 17 Ramadhan, malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu. Malaikat Jibril mengajari dan meminta Nabi untu membaca wahyu itu.

 

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ

.

 

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. AlAlaq [96];1-5)

 Sebelumnya Nabi Muhhamad tidak bisa membaca, lalu Malaikat Jibril berkata: bacalah!,  maka Nabi  Muhhammad     menjawab: saya  tidak  bisa membaca,  lalu  Jibril mendekap beliau dengan keras, kemudian melepaskanya. Kemudian Jibril mengulangi lagi seraya berkata : bacalah!, tapi Nabi Muhammad menjawab : saya tidak bisa membaca terus  Jibril  mendekapnya  dengan  keras  lagi,  sampai  ke  tiga  kalinya  Jibril  berkata: bacalah!, maka Nabi Muhammad bisa membacanya.

Setelah Jibril hilang, maka Muhammad pulang ke rumahnya, maka beliau menceritakan apa yang baru dialaminya kepada istrinya Khadijah. Sambil badannya menggigil meminta untuk diselimuti. Nabi berkata: “selimutilah aku” supaya hilang kegemetaranya. Setelah mereda, Khadijah mengajak Muhammad Saw. Pergi ke rumah Waraqah bin Naufal, anak pamannya yang telah memeluk agama Nasrani di zaman jahiliyah. Ia ahli kitab dia menulis kitab berbahasa ibrani dan menulis injil kedalam bahasa ibrani, saat itu waraqah sudah tua renta dan buta.

Setelah Khadijah menceritakan tentang apa yang menimpa suaminya, Waraqah berkata,  “demi  Tuhan  yang  menguasai  jiwaku  dalam  genggamanya,  sungguh  engkau adalah Nabi umat ini. Telah datang kepadamu Namus (Malaikat Jibril) yang pernah datang kepada Nabi Musa. Sungguh kaummu akan mendustakanmu, mengganggu dan mengusirmu”.

Mendengar penjelasan dari Waraqah, Nabi Muhhamad sedikit tenang, karena masih heran dengan ucapan Waraqah bahwa ia akan dimusuhi dan diusir dari tempat kelahiranya oleh kaumnya, karena beliau tahu mereka mencintainya sebagai orang yang memiliki budi pekerti  mulia  dan  suka  berkata  benar  sehinggga  mereka  menamainya  al-Amin. Terus Waraqah menjelaskan tidaklah seseorang membawa agama yang engkau bawa, melainkan ia dimusuhi. Sebagai wujud pembenaran Waraqah terhadap risalah rasul yang mulia Muhammad, Waraqah berkata jika aku mendapati harimu (masih hidup) aku akan menolongmu dengan pertolongan yang kuat.

Setelah  turunya  wahyu  yang  pertama,  pertanda  Muhammad  telah  dipilih  Allah seabagi nabi dan rasulnya. Setelah itu tidak turun wahyu lagi selama beberapa hari, para sejarawan bersepakat lamanya wahyu pertama dan kedua adalah 40 hari. Dalam keadaan rindu dan berharap-harap cemas kemudian Jibril datang kembali dengan membawa wahyu

yang kedua yaitu Surah Al-Mudassir: 1-7

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ قُمۡ فَأَنذِرۡ وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ وَلِرَبِّكَ فَٱصۡبِرۡ

 

Artinya   :   Hai   orang   yang   berkemul   (berselimut).   bangunlah,   lalu   berilah peringatan.  dan  Tuhanmu  agungkanlah.  dan  pakaianmu  bersihkanlah.  dan  perbuatan dosa  tinggalkanlah.  dan  janganlah  kamu  memberi   (dengan  maksud)   memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah

Semenjak turunya wahyu ini yang di ikuti dengan wahyu-wahyu berikutnya, yaitu Surah Al Mudassir yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia. Mulailah beliau berdakwah masyarakat terutama  keluarganya  terdekatnya.  Dakwah  ini  dilakukan  secara  sembunyi-sembunyi

berdasarkan QS. Asy Syuara’ 214-216:

وَأَنذِرۡ عَشِيرَتَكَ ٱلۡأَقۡرَبِينَ وَٱخۡفِضۡ جَنَاحَكَ لِمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ فَإِنۡ عَصَوۡكَ فَقُلۡ إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تَعۡمَلُونَ

 

Artinya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan" (QS. Asy Syuara’ 214-216)

Sejak itulah, mulailah Nabi Muhammad berdakwah kepada kerabatnya, para kerabat itu adalah bani Hasyim, bani Al-Muttalib, bani Naufal dan bani Abd Syam anak-anak Abdu Manaf.   Ada yang menerima, ada pula yang menolak dengan halus dan ada pula yang menolak dengan kasar, seperti Abu Lahab. Ada dua paman Nabi Muhammad yang menolak dakwah nabi yaitu Abu Thalib dan Abu Lahab. Keduanya  tidak mau melepaskan agama nenek moyangnya sampai meninggal dunia. Tapi keduanya memiliki sikap yang berbeda terhadap dakwah Nabi. Abu Thalib membiarkan Nabi Muhammad Saw menyebarkan dakwahnya, bahkan melindunginya dari gangguan dan acamanan pembesar- pembesar Quraisy. Sedangkan Abu Lahab sangat menentang dakwah Nabi, bahkan mengancam dan berniat membunuh Nabi Muhammad. Allah mengabadikan cerita Abu Lahab di surat Al Lahab.

Pada masa periode awal ini, kerabat Nabi yang menerima dakwahnya antara lain istrinya, Siti Khadijah, sebagai wanita pertama yang masuk Islam. Lalu sepupunya, Ali bin Abi Thalib, sebagai orang yang pertama masuk Islam dari Anak. Budaknya,  Zaid bin Haritsah, sebagai orang pertama masuk Islam dari hamba sahaya. Dan shahabatnya, Abu Bakar Shiddiq, sebagai orang yang pertama masuk Islam dari laki-laki dewasa.

Selain mereka yang masuk Islam pada masa dakwah sembunyi-sembunyi adalah Said bin Zaid Al-Adawi Al-Quraisy dan istrinya Fatimah binti Al-Khattab saudara perempuan Umar dan ummu Al-Fadhl, Lubabah binti al-HaritsAl-Hilaliyah istri Al-Abbas bin Abdul Muttalib dan Ubaidillah ibnul Harits bin Abdul Muttalib bin Hisyam, Abu Salamah bin Abdullah bin Abdul Asad Al-Makhzumi Al-Quraisyi putra bibi Rasulullah, Usman bin Madh’un beserta kedua saudaranya, Al-Aqram bin Abil Arqam Al-Makhzumi Al-Quraisy.

Dakwah Nabi secara sembunyi-sembunyi ini berlangsung selama 3 tahun. Beliau berjuang keras tanpa mengenal lelah, meski banyak ejekan dan gangguan yang dijukan kepadanya dan para sahabatnya. Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini berahir ketika turunlah perintah untuk berdakwah secara terang-terangan. Firman Allah surat Al Hijr 94 yang memerintahkan berdakwah secara terang-terangan.

فَٱصۡدَعۡ بِمَا تُؤۡمَرُ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡمُشۡرِكِينَ

 

Artinya : Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik

 Setelah turun ayat ini, Nabi Muhammad Saw berdakwah secara terang-terangan ke seluruh lapisan masyarakat, baik golongan bangSawan maupun budak serta negeri-negeri lain dilakukan pertama kali di Bukit Shafa. Ketika itu, pamannya, Abu  Lahab sangat menentang keras dakwah Nabi. Peristiwa tersebut diabadikan dengan surat Al Lahab.

Selama 13 tahun di Makkah (610-622 M), Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah yang turun secara berangsur-angsur. Surat-surat yang diturunkan selama Nabi Muhammad di Makkah dinamakan surat Makkiyah yang meliputi 89 surat dan 4.726 ayat.

 3.   Perhatian dan Prioritas Dakwah Nabi Muhhamad Saw.

Selama  Nabi  Muhammad  berdakwah  di  Makkah,  ada  masalah-masalah    yang menjadi perhatian dan  PRIORITAS yang ingin dicapai oleh Nabi Muhammad, masalah- masalah berikut:

 a.   Mengajarkan Ketauhidan

Tantangan dalam berdakwah Nabi Muhammad masa di Makkah adalah meluruskan akidah masyarakat Arab Jahiliyyah, yang mana mereka memiliki kepercayaan berbagai tuhan (Polytheisme), seperti penyembahan berhala, penyembahan bulan dan bintang, penyembahan jin, ruh, dan arwah nenek moyang, dan ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Islam datang dengan membawa ajaran tauhid, penyembahan hanya kepada Allah yang Maha Esa, tak beranak dan tak diperanakkan. Begitu juga yang berkaitan dengan kebudayaan. Kebudayaan Arab pra Islam sangat dipengaruhi oleh mitologi dan ajaran- ajaran sesat lainnya, sedang Islam membawa peradaban atau kebudayaan baru berdasarkan petunjuk Allah dan Al-Qur’an.

 b.  Kondisi Masyarakat Makkah yang Menyembah Berhala

Nabi  Muhammad  Saw  mendapat  tugas  mengajak  masyarakat  Makkah  untuk menyembah  Allah  Saw,  Tuhan  yang  Maha  Esa.  Ajakan  Nabi  Muhammad  Saw

bertentangan dengan kondisi serta kebiasaan masyarakat   masyarakat Makkah yang menyembah berhala.

c.   Memberi Khabar Tentang hari Pembalasan

Masyarakat Arab pra Islam tidak percaya kepada   hari   kebangkitan,   hari pembalasan, sampai ada diantara mereka bertanya-tanya, mana mungkin tulang- belulang yang sudah hancur dapat dibangkitkan dan dihidupkan kembali. Padahal Islam mengajarkan dan memperingatkan kepada manusia, bahwa dunia ini hanya sementara dan tempat yang abadi adalah akhirat.

Nabi  Muhammad  memprioritaskan  dakwahnya  kepada  ajakan  untuk mempercayai  adanya  hari  pembalasan.  Mereka  perlu  menjaga  kehidupannya  untuk selalu sesuai dengan aturan dan tuntutan Allah Saw. Setiap kebaikan akan mendapat balasan kebaikan. Sebaliknya setiap kejahatan akan mendapat balasan yang setimpal.Nabi Muhammad berusaha menyakinkan para pengikutnya akan janji Allah bagi orang yang beriman.

 d.  Merubah Perilaku Masyarakat Jahiliyah

Dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat Arab pra Islam terdapat pada suatu tradisi yang melanggar etika (akhlak) dan hak asasi manusia: seperti perjudian, minum –minuman keras, perampok, perzinahan dan perbuatan yang melanggar hukum dan tantanan  sosial  masyarakat.  Sementara  Islam  selalu mengajarkan  perbuatan  terpuji, seperti menolong sesama manusia, melarang melakukan fitnah, mengambil hak orang yang bukan miliknya sendiri, melarang mabuk-mabukan, melarang perzinahan, melarang penguburan bayi hidup-hidup, dan ajaran terpuji lainnya.

Kondisi  masyarakat  Makkah  yang  terkenal  dengan  masa  jahiliyyah,  bukan mereka bodoh dalam intelektual, tapi mereka bodoh dalam prilaku yang cenderung merusak tantanan sosial, dan tatatan pribadi. Mereka terbiasa melakukan judi, pembunuhan dan meminum hamar.

Nabi Muhammad secara bertahap merubah prilaku-prilaku mereka sehingga menjadi makhluk yang baik dan benar. Nabi Muhammad mencontohkan dalam kehidupannya sehari-hari. Nabi Muhammad sudah terkenal dengan al-Amin sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Masyarakat Makkah mengakui akan kebaikan dan kejujuran Nabi Muhammad Saw. Al Quran mengabadikan akhlak Nabi Muhammad

dalam surat Al Qalam ayat 4.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ

 

Artinya . dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

 e.   Mengangkat dan Melindungi Hak Asasi Manusia

Di dalam kehidupan masyarakat Arab pra Islam terdapat tradisi perbudakan. Memperbudak atau menjual belikan budak seperti berdagang dagangan lainya. Dan perbuatan itu mereka lakukan tanpa penyesalan seolah tanpa dosa. Sedangkan menurut ajaran Islam manusia itu sama derajatnya, hanya takwa yang membedakan mereka. Kehadiran Islam justru untuk mengangkat martabat mereka yang tertindas seperti para dhuafa  dan  fakir  miskin  .Perbedaan  inilah  pada  akhirnya  membawa  perbenturan dahsyat antara masyarakat Arab kafir dan mukmin di tanah Arab Makkah.

Selain itu, status wanita dianggap sebagai aib keluarga. Kebiasaan membunuh dan  mengubur  anak wanita  menjadi  alat  untuk menghilangkan  aib keluarga.  Islam mengangkat derajat wanita dalam posisi yang tinggi dan terhormat.

APAKAH MASYARAKAT MADINAH RESPON DENGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW ?

RESPON PADA DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW. DI MADINAH Untuk memperluas wawasan tentang Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Nabi Muhammad ...