Friday, July 17, 2020

KAMU TAHU SEJARAH BERDIRINYA DAULAH ABBASIYYAH???

DAULAH ABBASIYAH MEMBANGUN PERADABAN ISLAM

Kompetensi Dasar
  1. Menghayati semangat perjuangan Islam dari proses berdirinya Daulah Abbasiyah.
  2. Menghayati  nilai-nilai  Islam  dari  perkembangan  peradaban  Islam  pada  masDaulah Abbasiyah
  3. Menjalankan sikap gigih dan sabar dalam mewujudkan cita-cita.
  4. Menjalankan    sikap    produktif    dan    inovatif    dalam    mengembangkan    ilmu pengetahuan
  5. Menganalisis sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah
  6. Menganalisis perkembangan peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiya
  7. Menyusun peristiwa-peristiwa penting dari proses berdirinya Daulah Abbasiyah
  8. Menyajikan  hasil  analisis  tentang  perkembangan  peradaban  Islam  pada  masDaulah Abbasiyah

A Sejarah Berdirinya Daulah Abbasiyah



Sejarah terbentuknya Daulah Abbasiyah tidak dapat terlepas dari perjalanan sejarah Daulah Umayyah. Pada awal terbentuknya, Daulah Umayyah mengalami masa kejayaan. Beragam prestasi mampu dicapai pemerintah Daulah Umayyah, keadaan ini berlangsung hingga masa pemerintahan khalifah al Walid bin Abdul Malik. Setelah itu, kemunduran Daulah Umayyah makin tampak. Sepeninggal khalifah Hisyam bin Abdul Malik, kemunduran itu semakin tampak. Kekacauan terjadi dimana-mana, pertikaian internal keluarga tak terhindarkan.

a.       Faktor Pendukung Terbentuknya Daulah Abbasiyah
Tentunya kalian masih ingat tentang Daulah Umayyah yang berkuasa selama 90 tahun (660 – 750 M). Sejarawan   mencatat   cukup banyak kemajuan yang dicapai Daulah Umayyah, mulai wilayah kekuasaan yang membentang dari India hingga Afrika Utara, sistem administrasi pemerintahan yang tertata dengan rapih, penyebaran Islam hingga ke dataran Eropa, hingga kemajuan ilmu pengetahuan. Terbentuknya  Daulah  Abbasiyah  disebabkan  beberapa  faktor  pendukung. Antara lain :
1.       Perpecahan    internal    keluarga    Daulah Umayyah  dan  kekisruhan  politik  dalam negeri.
2.       Munculnya  gerakan  perlawanan  terhadap  Syiah adalah pengikut setia Ali bin abi Thalib yang dilakukan oleh : kelompok Mawali, kelompok Dahaq bin Qais Asy-Syaibani, dan kelompok Syiah yang menilai tampuk kekuasaan khalifah adalah hak keturunan Ali bin Abi Thalib dan ingin menuntut balas atas terbunuhnya Husain bin Ali di Karbala.
3.       Perpecahan kelompok suku Arab Utara dan Arab Selatan.
4.       Kekecewaan Ulama dan tokoh agama kepada Khalifah Marwan bin Muhammad yang dinilai tidak memiliki sikap negarawan yang baik.
5.       Wafatnya   Khalifah   Marwan   bin   Muhammad   (khalifah   terakhir   Daulah Umayyah) setelah kalah dalam   pertempuran di tepi sungai Zab, Irak di tahun 132 H/750 M.

b.      Proses Berdirinya Daulah Abbasiyah
Babak ketiga dalam drama besar politik Islam ditandai dengan berdirinya Daulah Abbasiyah, mereka menyebut dirinya dengan Daulah. Menandakan sebuah era baru, dan memang benar-benar menjadi era baru. Dinamakan Abbasiyah, karena  pendiri  Daulah  ini  merupakan  keturunan  Abbas  bin  Abdul  Muthalib, paman Nabi Muhammad Saw. Daulah Abbasiyah berkuasa dalam rentang waktu yang panjang selama 550  tahun  (750  – 1258  M).  Berpusat  di  Baghdad,  Irak sebagai ibu kota, wilayah kekuasaan Daulah Abbasiyah membentang luas meliputi Asia Barat, Asia Selatan, Afrika Utara hingga Eropa.
Lembar sejarah dari proses berdirinya Daulah Abbasiyah tidak terlepas dari sosok keluarga Bani Abbas bernama Ali bin Abdullah. Sebagai sepupu Rasulullah Saw,  ia  merasa  yang  paling  berhak  menjadi  pemimpin  setelah  Khulafa’ur Rasyidin. Ali bin Abdullah melakukan propaganda anti Daulah Umayyah, ia mencoba meraih simpati masyarakat luas dengan menamakan gerakan propagandanya sebagai keluarga Bani Hasyim. Tetapi sebelum usahanya itu terwujud, Ali bin Abdullah wafat di tahun 124 H/742 M.
Ambisi Ali bin Abdullah selanjutnya dilanjukan oleh putranya yaitu Muhammad bin Ali. Dalam rangka mewujudkan cita-citanya itu ia menjadikan kota Kuffah dan Khurasan sebagai basis gerakan anti Daulah Umayyah. Di kota Khurasan Muhammad bin Ali mendapat dukungan dari pemimpin masyarakat Khurasan yaitu Abu Muslim al Khurasani. Namun, Muhammad bin Ali lebih dulu wafat di tahun 127 H/745 M sebelum cita-citanya meraih kekuasaan terwujud. pendahulunya sepeninggal Muhammad bin Ali. Gerakan yang dilakukan Ibrahim bin   Muhammad   mendapat   perhatian   khusus   dari   Khalifah   Marwan   bin Muhammad (Khalifah terakhir Daulah Umayyah) dan menganggapnya sebagai ancaman negara. Untuk meredam gerakan Ibrahim bin Muhammad, pada tahun
128 H/746 M Ibrahim bin Muhammad tertangkap oleh pasukan Daulah Umayyah dan wafat dalam pengasingan.
Wafatnya Ibrahim bin Muhammad membuat keluarga Bani Abbas semakin gencar melakukan pemberontakan. Dibantu oleh Abu Muslim Al-Khurasani, Abu Abbas As-Saffah dan Abu Ja’far Al-Mansyur melakukan penyerangan terhadap kota-kota penting Daulah Umayyah dan  menguasainya.  Keadaan ini membuat Khalifah Marwan bin Muhammad tidak bisa berbuat apa-apa hingga ia terkepung di kota Damaskus, Syiria. Walaupun ia berhasil melarikan diri ke Yordania dan Palestina, Khalifah Marwan bin Muhammad tertangkap di kota Fustat, Mesir dan wafat di sana. Dengan wafatnya Khalifah Marwan bin Muhammad, maka berakhirlah era pemerintahan Daulah Umayyah.

Tokoh penting dalam proses berdirnya Daulah Abbasiyah :
a.  Ali bin Abdullah (w. 124 H/742 M)
b.  Muhammad bin Ali (w. 127 H/745 M)
c.  Ibrahim bin Muhammad (w. 128 H/746 M)
d.  Abul Abbas As-Saffah (Khalifah pertama)
e.  Abu Ja’far al Mansyur (dalam perjalanan sejarah, kelak menjadi khalifah ke 2)



B. Para Penguasa Daulah Abbasiyah
Daulah Abbasiyah berkuasa selama lima setengah abad (132 – 656 H / 750 – 1258 M). Dalam masa kekuasaannya tersebut ada 37 khalifah yang pernah memimpin, mereka telah banyak mengukir prestasi dalam berbagai bidang seperti, kemajuan di bidang administrasi pemerintahan, kemajuan  bidang  ilmu  pengetahuan,kemajuan   bidang   politik,   kemajuan bidang militer, kemajuan bidang ekonomi, arsitektur, dan sebagianya.
1.      Abul Abbas As-Saffah (Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al- Abbas), (750 – 754 M).
2.       Abu Ja’far Al-Mansyur (Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas), (754 – 775 M).
3.       Al-Mahdi (Muhammad bin Abu Ja’far Al-Mansyur), (775 – 785 M).
4.      Musa Al-Hadi (Musa bin Al-Mahdi bin Al-Mansyur), (785 – 786 M).
5.      Harun Ar-Rasyid (Harun bin Al-Mahdi bin Al-Mansyur), (786 – 809 M).
6.      Al-Amin (Muhammad bin Harun Ar-Rasyid), (809 – 813 M).
7.      Al-Ma’mun (Abdullah bin Harun Ar-Rasyid), (813 – 833 M).
8.      Al-Mu’tashim (Muhammad bib Harun Ar-Rasyid), (833 – 842 M).
9.      Al Watsiq Billah (Harun bin Al-Mu’tashim bin Ar-Rasyid), (842 – 847 M).
10.  10. Al Mutawakkil ‘Alallah (Ja’far bin Al-Mu’tashim bin Ar-Rasyid), (847 – 861M).
11.  Al-Muntashir Billah (Muhammad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (861– 862 M).
12.  Al-Musta’in (Al-Abbas bin Al-Mutawakkil), (862-866 M).
13.  Al-Mu’tazz Billah (Muhammad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (866 –869 M).
14.  Al-Muhtadi Billah (Muhammad Al-Watsiq bin Al-Mu’tashim), (869 – 870 M).
15.  Al-Mu’tamad ‘Alallah (Ahmad bin Al-Mutawakkil bin Al-Mu’tashim), (870 –892 M)
16.   Al Mu’tadhid Billah (Ahmad bin Al-mUwaffaq Thalhah bin Al-Mutawakkil
17.  Al-Muktafi Billah (Ali bin Al-Mu’tadhid), (902 – 908 M).
18.  Al Muqtadir Billah (Ja’far bin Al-Mu’tadhid), (908 – 932 M).
19.  Al-Qahir Billah (Muhammad bin Al-Mu’tadhid), (932 – 934 M).
20.   Ar-Radhi Billah (Muhammad bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (934 – 940M).
21.  Al-Muttaqi Lillah (Ibrahim bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (940 – 944 M).
22.  Al-Mustakfi Billah (Ali bin Al-Mu’tadhid), (944 – 946 M).
23.  Al-Muthi’ Lillah (Al-Fadhl bin Al-Muqtadir bin Al-Mu’tadhid), (946 – 974 M).
24.  At-Thai’ Lillah (Abdul Karim bin Al-Muthi’ bin Al-Muqtadhid), (974 – 991 M)
25.  Al-Qadir Billah (Ahmad bin Ishaq bin Al-Muqtadir), (991 – 1031 M).
26.  Al-Qaim Biamirillah (Abdullah bin Al-Qadir Billah), (1031 – 1075 M).
27.  Al-Muqtadi Biamirillah (Abdullah bin Muhammad bin Al-Qaim Biamirillah), (1075 – 1094 M).
28.  Al-Mustazhhir Billah (Ahmad bin Al-Muqtadi Biamirillah), (1094 – 1118 M).
29.  Al-Mustarsyid Billah (Al-Fadhl bin Al-Mustazhhir Billah), (1118 – 1135 M).
30.  Al-Rasyid Billah (Mansyur bin Al-Mustazhhir Billah), (1135 – 1136 M).
31.  Al-Muqtafi Liamirillah (Muhammad bin Al-Mustazhhir Billah), (1136 – 1160M).
32.  Al-Mustanjid Billah (Yusuf bin Al-Muqtafi Liamirillah), (1160 – 1170 M)
33.  Al-Mustadhi’ Biamirillah (Al-Hasan bin Al-Mustanjid Billah), (1170 – 1180M).
34.  An-Nashir Lidinillah (Ahmad bin Al-Mustadhi Biamirillah), (1180 – 1225 M).
35.  Az-Zahir Biamirillah (Muhammad bin An-Nashir Lidinillah), (1225 – 1226M).
36.  Al-Mustanshir Billah (Mansyur bin Az-Zahir Biamirillah), (1226 – 1242 M).
Al-Musta’shim Billah (Abdullah bin Al-Mustanshir Billah), (1242–1258 M).












3 comments:

APAKAH MASYARAKAT MADINAH RESPON DENGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW ?

RESPON PADA DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW. DI MADINAH Untuk memperluas wawasan tentang Respon masyarakat Madinah terhadap dakwah Nabi Muhammad ...