3. Kondisi Ekonomi Masyarakat Makkah pra Islam
Kondisi
ekonomi bangsa Arab saat sebelum datangnya Islam sudah maju karena sebagian
besar mereka berniaga, perdagangan merupakan mata pencaharian mereka, meskipun
ada juga yang bertani dan berternak. Bagi orang Arab Badui peternakan menjadi
sumber utama kehidupan mereka, mereka berpindah-pindah guna keperluan
menggiring ternak-ternak mereka ke suatu wilayah yang sedang hujan dan
subur, jadi kehidupan
mereka berpindah dari
suatu daerah ke
daerah lain atau nomaden. Dari hewan ternak mereka bisa
mengkonsumsi daging, meminum susu serta membuat pakaian dari bulu domba.
Tatkala kebutuhan mereka terpenuhi, mereka menjual beberapa ternaknya kepada
orang lain. Orang-orang kaya dikalangan mereka adalah orang yang memiliki hewan
ternak yang banyak. Sehingga untuk mengurusi ternaknya, mereka memperkerjakan
beberapa orang untuk mengembalanya.
Sedangkan
Masyarakat perkotaan sebagian menjadikan peternakan sebagai sumber kehidupan
mereka dan sebagian menggantungkan kehidupan mereka dari pertanian. Bagi mereka
yang menggantungkan hidupnya dari peternakan, ada yang menjadi pengembala
ternaknya sendiri dan
ada juga yang
mengembalakan ternak orang lain.
Seperti Nabi Muhammad Saw, ketika tinggal di suku Bani Sa’ad, beliau mengembala
kambing milik orang kaya. Begitu juga halnya juga Umar bin Khattab, ibnu Mas’ud
dan lainya.
Sedangkan
masyarakat Arab perkotaan yang menjadikan pertanian sebagai sumber kehidupan
mereka adalah masyarakat yang mendiami daerah-daerah yang subur, seperti Yaman,
Thaif, Madinah, Najd, Khaibar dan lainya. Mereka tidak hanya mengandalkan hasil
dari pertanian dan peternakan saja, mayoritas mereka memilih perniagaan sebagai mata
pencahariannya, khususnya penduduk Makkah, mereka mempunyai pusat
perniagaan yang istimewa.
Dalam pandangan orang-orang Arab
Penduduk Makkah memiliki kedudukan yang istimewa, karena mereka adalah penduduk
negeri Haram (Makkah). karena mereka adalah penduduk negeri Haram (Makkah).
Orang-orang Arab lain tidak berani mengganggu perniagaan mereka. Allah ta’ala
menjadikan Makkah menjadi tanah yang suci dan aman. Firman Allah QS. Al-Ankabut
[29]:67
وَٱلَّذِينَ
جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Artinya : Dan
apakah mereka tidak
memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri
mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka
mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan
ingkar kepada nikmat Allah
Diantara
penduduk Makkah yang memegang peranan penting dalam perniagaan di Jazirah Arab
adalah suku Quraisy. Pengalaman berniaga ini didapat dari orang- orang Yaman
yang pindah ke Makkah, karena orang-orang Yaman terkenal punya keahlian
dibidang perniagaan. Selain itu Makkah menjadi kota tempat orang-orang arab
berziarah guna melaksanakan ibadah haji. Karena Ka’bah berada di kota Makkah
yang selalu di ziarahi setiap tahun setaip mereka melaksanakan haji.
Orang-orang
Quraisy mempunyai kebiasaan mengadakan perjalanan perdagangan ke
daerah-daerah lain. Allah
SWT. Mengabadikan dalam
al-Quran tentang perjalanan mereka
dalam usaha perdagangan
yang sangat terkenal,
yaitu musim dingin menuju Yaman, dan sebaliknya dagang musim panas ke
kota Syam. Firman Allah QS. Quraisy [106]
لِإِيلَٰفِ قُرَيۡشٍ إِۦلَٰفِهِمۡ رِحۡلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيۡفِ
فَلۡيَعۡبُدُواْ
رَبَّ هَٰذَا ٱلۡبَيۡتِ ٱلَّذِيٓ أَطۡعَمَهُم مِّن جُوعٖ وَءَامَنَهُم
مِّنۡ خَوۡفِۢ
Artinya: Karena
kebiasaan orang-orang Quraisy.
(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim
panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka´bah). Yang
telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan
mereka dari ketakutan (QS. Quraisy [106]:1-4).
Ukazh, Mijannah, dan Zul
Majaz merupakan pusat-pusat perdagangan yang sudah terkenal sejak lama yang di
miliki orang-orang Arab. Fungsi pusat perdagangan ini bukan saja menjadi tempat
transaksi perdagangan, tetapi juga menjadi pusat pertemuan para sastrawan,
penyair, dan orator. Disini mereka saling menguji kemampuan. Dari sini bisa
kita bayangkan Makkah tidak sekedar sebagai pusat perdagangan, tetapi menjadi
pusat peradaban, kekayaan bahasa dan transksi-transaksi global. Sehingga
bahasa Arab orang Quraisy menjadi bahasa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
Arab, mudah diucapkan, paling enak didengar serta paling kaya perbendaharaan
kata.
Dalam hal ekonomi, riba
sudah menjadi tradisi dan lazim dipraktikkan oleh masyarakat jazirah Arab.
Termasuk Makkah sebagai pusat perdagangan sudah terpengaruhi sistem riba. Hal
ini terjadi karena terpengaruh dengan sistem perdagangan yang di lakukakan oleh
bangsa lain.
Sebagai alat transportasi untuk memobilsasi barang
perdagangan mereka menggunakan unta sebagai alat transportasi yang bisa
diandalkan. Unta dianggap sebagai perahu padang pasir. Karna unta merupakan
hewan yang menakjubkan yang memiliki kekuatan tangguh, mampu menahan haus dan
mampu menempuh perjalanan yang jauh. Unta-unta ini membawa dagangan dari satu
negeri ke negeri lainya untuk diperjualbelikan.
No comments:
Post a Comment